Pages

Kacamata........

Kacamata … Benda yang satu ini tak asing lagi bagi kita apalagi pemilik mata minus atau plus. Bagi sebagian kita, barang ini sangat dibutuhkan untuk membantu penglihatan baik penglihatan jarak jauh maupun dekat. Walaupun begitu penglihatan yang bagus terbatas pada ukuran frame saja. Jika dipaksakan melihat apapun diluar frame kacamata tersebut pandanganpun menjadi kabur.

Fungsi lain dari kacamata adalah pelindung dari sinar matahari yang menusuk mata, oleh sebab itu sebagian besar kaca framenya berwarna gelap. Ada lagi kegunaan kacamata, yaitu untuk fashion, anak ABG menyebutnya kacamata gaul. Ada yang berwarna biru, coklat dan lainnya. Jikalau kita melihat pemandangan sekitar, warna alam ini cenderung mendekati warna kaca frame kacamata tersebut. Warna pemandangan akan kembali normal jika pandangan kita mengarah ke luar frame atau apabila kacamata dilepas.

Kesimpulannya, kita memang terbantu dengan kacamata tetapi membuat pandangan kita terbatas yaitu hanya di dalam frame kacamata saja.

Pemahaman pada suatu masalah didapat dari seberapa jauh kita memandang dan seberapa dalam kita melihatnya. Kita dapat memandangnya menggunakan kacamata kita, yaitu kacamata social, kacamata politik, kacamata seni, dan seribu satu kacamata lainnya.

Peristiwa heboh wanita yang menampakkan hampir seluruh aurat dan goyangan yang “wah” mengundang banyak komentar, baik dari kumpulan orang di warung kopi sampai para artis dan pejabat. Ada yang melihat dari kacamata seni, mereka berkata hal itu adalah seni indah yang bagus untuk dinikmati. Lain pula sebagian orang yang memandang dari kacamata liberal, kata mereka menampakkan aurat adalah hak asasi sang artis, dan kita boleh melihat atau sama sekali tidak melihat tergantung pilihan kita.

Remaja wanita yang anggun memakai jilbab, rajin mengikuti pengajian serta remaja pria yang konsisten shalat berjamaah di masjid dikatakan kuno alias “nggak gaul” menurut sebagian besar remaja. Mereka memakai kacamata anak gaul versi mereka, sebab kata mereka yang dinamakan anak gaul adalah remaja yang kesehariannya diisi dengan nongkrong di cafĂ©, clubbing, dan berbusana mengikuti trend terkini.

Kasus terakhir adalah pengiriman putri Indonesia ke Miss Universe yang notabene hamper dipastikan berbikini ria mengumbar syahwat kaum pria. Para petinggi kita dengan kacamata politik dan sosial mengatakan hal ini bagus karena dapat menjadi duta Indonesia dan membuat Indonesia terkenal, putri ini sekaligus menjadi duta pariwisata Indonesia di kancah dunia.

Banyak contoh dan sudah banyak pula orang memandang menggunakan kacamatanya masing-masing. Bagaimana dengan kita? Dengan kacamata apakah kita memandang sebuah permasalahan?

Sebagai orang beriman yang mempunyai visi jangka panjang, mestinya kita melihat segala sesuatu dengan kacamata agama. Sang tauladan kita Nabi Muhammad ( semoga shalawat tercurah kepada beliau ) telah meninggalkan warisan yang jika kita berpegang teguh kepadanya, kita tidak akan tersesat selamanya. Kita akan memandang sesuatu dengan kacamata hikmah yang akhirnya menambah sifat kebijaksanaan kita. Apapun di dunia ini, kalau dikatakan haram menurut Al Quran dan Sunnah, maka jangan pandang kiri kanan lagi. Katakanlah dengan mantap dan yakin bahwa itu haram. Jika menurut Al Quran dan Sunnah sesuatu itu halal, maka jangan ragu lagi kita untuk mengatakan sesuatu itu halal.

Bagaimana agar dalam memandang sesuatu itu kita selalu menggunakan kacamata agama? Hendaklah senantiasa mengikuti kajian ilmu syar’i. Insya Allah kita akan diberi pandangan dan pemahaman yang benar dalam menyikapi segala hal sehingga hidayah Allah akan hinggap kepada kita.


Abu Afra
Jumadil Akhir 1426 H
Mei 2005

Si Ahmad yang Terasing

Ada kisah yang menarik untuk kita kontemplasikan, sebutlah namanya Ahmad. Segala puji bagi Allah yang telah memelihara dia dari tindak kejelekan dimulai dari akil baligh sampai dengan usianya yang sekarang.

Dimulai dari masa ABG, dimana teman-teman sekelilingnya banyak yang mencoba sesuatu yang baru, sampai-sampai mencoba hal yang dilarang oleh Allah, dia tetap memegang teguh prinsip yang dia anut yang didapat dari madrasah rumahnya sedari kecil melalui kedua orang tua.
Teman-teman peernya di sekolah sangat bebas dalam bergaul dengan lawan jenis, mulai dari sekedar berpegangan tangan sampai berbuat yang hanya dihalalkan bagi suami istri. Banyak temannya yang mencemooh si Ahmad orang yang "nggak gaul", "nggak ngetrend" dan istilah-istilah yang memvonis bahwa si Ahmad itu orang yang asing atau aneh di lingkungkannya.
Lain lagi dengan rekan-rekan di rumahnya, rokok bukan lagi hal yang tabu bagi anak seusianya. Bahkan yang membuat kita mengurut dada, barang-barang haram seperti ganja, pil koplo, putaw, dan narkoba lainnya menjadi konsumsi keseharian mereka. Si Ahmadpun di vonis "anak pengecut", "anak mami", dan istilah lainnya yang membuat Ahmad diasingkan dari lingkungan mereka.

Ada lagi kisah diwaktu Ahmad kuliah di perguruan tinggi terkenal di Pulau Jawa. Si Ahmad "agak" diasingkan dari pergaulan rekan dikampusnya. Apa pasal? Hanya karena tidak memberikan contekan pada saat ujian tengah semester kepada rekan sebelahnya.
Ahmad menganggap itu adalah perbuatan tidak jujur dan profesional. Akan tetapi sikap Ahmad ini dianggap aneh oleh mahasiswa lainnya.

Begitulah kisah si Ahmad yang dianggap aneh dan asing oleh sekelilingnya hanya karena menjalankan prinsip-prinsip yang dia pegang teguh.

Rasulullah sang suri tauladan kita telah bersabda, "Islam itu pada mulanya asing/aneh dan nantinya akan kembali dianggap asing, maka beruntunglah orang yang dianggap asing". Nabi Muhammad berbicara bukan dengan hawa nafsunya, tetapi beliau bersabda berdasarkan wahyu dari Rabbnya. Sesuai dengan surat An-Najm:3-4 (53:3-4).

3. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

Suri tauladan kita dengan sabdanya menyebutkan bahwa orang-orang seperti si Ahmad ini adalah orang yang beruntung. Sekarang pertanyaannya apakah kita sekarang seperti si Ahmad yang terasing dilingkungannya ataukah kita termasuk orang yang lebur bersama kebanyakan orang? Hanya kita sendirilah yang mengetahui jawabannya.
by:
Abu Afra
Rabi'ul Awwal 1426 / Mei 2005