Pages

Pengaruh Lingkungan

Segala sesuatu dari lingkungan di sekitar kita ternyata memang berpengaruh banyak pada diri dan sikap kita dalam mengarungi kehidupan ini. Walaupun yang sangat berpengaruh dalam baik buruknya etos kerja kita adalah dari dalam diri kita sendiri, yang dalam istilah kerennya Internal Motivation. Akan tetapi, faktor eksternal ini dapat menumbuh suburkan motivasi di dalam diri ini.

Melalui pelajaran dari para orang tua kita dulu, barang siapa yang berteman dengan tukang besi ,setidaknya akan terkena percikan apinya dan barang siapa yang berteman dengan tukang minyak wangi, dia akan terkena percik harum yang keluar dari minyak wangi tersebut. Oleh karena itu, pantaslah jika kita ingin mengetahui lebih dalam tentang seseorang, lihatlah dengan siapa dia berteman dengan akrab. Umumnya, para penuntut ’ilmu bergaul akrab dengan penuntut ’ilmu lainnya. Mereka berkawan akrab untuk saling berbagi ’ilmu dan berdiskusi tentang bahasan yang dianggap penting untuk dikupas. Mereka tidak mau kehilangan waktu yang berharga hanya untuk berkumpul hangat dengan para penjudi, tukang maksiat, dan lain-lain. Akan tetapi, dengan berlandaskan kepada ’amar ma’ruf nahi munkar, mereka biasanya berbicara kepada orang-orang tersebut hanya untuk saling mengingatkan yang haq dan dengan kesabaran, itu saja tidak lebih.

Saya sebagai orang tua, merasa ”ngeri” melihat fenomena sekarang yang terlihat vulgar di depan mata. Hampir setiap jam, ada kasus pemalakan, penodongan, dan kasus kejahatan lainnya. Ada lagi berita yang tidak kalah heboh, banyak terjadi kasus perzinahan, apakah itu perkosaan atau atas dasar suka sama suka. Belum lagi kasus korupsi dan narkoba mulai dari level bawah sekali (rakyat) sampai level tinggi sekali (pejabat).

Tidak bosan-bosannya saya mengajak, wahai para orang tua, didiklah anak-anak kita dengan baik, bekali mereka dengan aqidah dan tauhid yang benar, berikan mereka alat-alat untuk mengarungi kehidupan dunia ini (ilmu, pendidikan, akhlaq, dan seterusnya). Ingatkan kepada mereka bahwa akan ada kehidupan setelah di dunia ini, tanamkan kepada mereka keimanan bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah di kampung akhirat nanti. Dan yang tidak kalah pentingnya, ciptakan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang mereka. Biarkan mereka bermain dan bereksplorasi dalam masa perkembangannya, asal berkumpul dengan kawan-kawannya yang tidak menjerumuskan mereka. Oleh karena itu, kita harus tahu dengan siapa anak kita bermain dan kita berikan batasan-batasan mana yang haq mana yang bathil. Kita awasi dan evaluasi hasil pelajarannya di universitas kehidupan ini.

Mudah-mudahan dengan langkah kecil ini, kita semua yang peduli melakukannya dengan serentak sehingga terbitlah generasi penerus yang menjadi generasi Rabbani, yang bisa memperbaiki keadaan rusak di negeri ini dan membawa rahmat bagi semesta alam.

Written by :
Abu Afra
[tulisan ini terinspirasi, karena ”shock” melihat perubahan kelakuan seorang anak yang ditinggal pergi jauh oleh orang tuanya, dan dia ternyata bergaul dengan orang-orang yang ”tidak benar”]