Pages

Rumah adalah benteng bagi keluarga

Banyak permainan rakyat yang dimainkan secara bersama sama yang sangat menyenangkan, main petak umpet, galasin, bola bekel, tak lari jongkok, main karet atau lompat tali yang terbuat dari untaian karet gelang, dan masih banyak lagi.

Mungkin anda ingat permainan benteng. Bagi yang berusia kira kira SD di tahun 80-an pasti ingat, karena ini adalah permainan rakyat yang sangat murah dan tidak memerlukan modal banyak. Masing masing kubu harus menyentuh benteng lawannya tanpa tersentuh oleh lawan lawannya untuk memenangkan pertandingan. Masing masing pemain harus berpikir strategi yang sangat jitu dan berusaha aktif untuk menyerbu benteng lawan. Kalau mengingat masa lalu, sangatlah seru, betapa indahnya kebersamaan permainan rakyat itu.

Sekarang, banyak serangan dan serbuan bertubi tubi yang ditujukan kepada keluarga terutama anak kita. Entah itu serangan gaya hidup hedonis, konsumerisme, budaya permisive, hidup serba instan, curang, dan serbuan lainnya yang menyerang baik yang masif sampai yang perlahan tapi pasti yang bisa merubah pola hidup anak kita.

Serangan itu bisa datang dari teman teman anak kita dimana dia bergaul, bisa dari sekolahnya, mungkin juga dari saudaranya, majalah dan buku bacaannya. Bahkan, serbuan itu bisa datang dari yang tidak kita sadari sebelumnya yaitu acara TV yang tidak mendidik sama sekali.

Unsur pendidikan yang tidak bisa dikontrol adalah LINGKUNGAN. Hal inilah yang lebih kuat pengaruhnya. Saya tertarik sekali pada quote yang terdapat di buku "Mendidik Generasi Rabbani", yaitu Rumah adalah benteng bagi anak anak kita dari pengaruh negatif dari luar.

Adalah tugas ayah bunda membentengi anak anak kita, menjaganya dari serangan dari pengaruh negatif, mendidiknya dan menanamkan pengaruh positif. Aktifitas pendidikan itu adalah kegiatan yang persistent dan terus menerus sepanjang hayat. Kata Ustadz, hal yang paling urgent adalah menanamkan aqidah yang lurus serta Tauhid kepada anak. Pernah saya tulis juga sebelumnya tentang hal hal apa yang pokok yang harus diajarkan kepada anak, silakan merujuk ke tulisan sebelumnya. Dan yang tak kalah penting adalah doa, mendoakan anak kebaikan dunia dan akhirat adalah salah satu ikhtiar dalam mendidik anak.

Terakhir, saya menasehati diri saya sendiri, marilah kita jaga benteng kita dengan baik, perkuat pondasi imannya, perindah taman akhlaqnya, siram bunga perbuatannya dengan air ilmu pengetahuan, saling bekerja sama antara ayah ibu dan anak dalam berbuat kebaikan agar berbuah kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

kognitif vs akhlaq

Setiap hari saya melalui tol jagorawi. Sering menemui orang yang berkecepatan dibawah 80 km/jam, tapi tetap ngotot berada di jalur paling kanan. Mobil di belakang sudah memberikan sign kanan bahkan lampu dim, akan tetapi mobil itu tetap saja tidak mau beranjak dan membuat jalan jadi agak tersendat.

Pernahkah anda naik angkot, lalu ada orang seenaknya mengumbar asap rokok kemana mana? Padahal di sebelahnya ada wanita yang terbatuk batuk sambil menutupi hidungnya dengan tissue.

Atau mungkin anda pernah naik bus umum dimana ada wanita paruh baya naik, tetapi tak satupun pemuda yang didekatnya mempersilahkan wanita ini duduk.

Cukup saja deh contohnya, sebab kalau mau dituliskan satu persatu yang saya alami akan membuat tulisan ini panjang berlembar lembar.

Contoh di atas adalah kurangnya sikap tenggang rasa, tepa selira, peduli, empati, perhatian, menolong, dan banyak sinonim lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Untuk merubah itu semua dengan sekali waktu, tak mungkin dilakukan, bayangkan berapa banyak ummat manusia yang akan dinasehati. Oleh karena itu saya mendukung gerakan pendidikan akhlaq dimulai dari rumah, dimana kalau seluruh orang tua sadar dan mengimplementasikan dengan mendidik anak berbasis karakter, efeknya akan seperti bola salju sehingga akan terbentuk masyarakat yang beradab.

Saya hanya mengingatkan para orang tua bahwa disamping fokus kepada pendidikan kognitif akademis dengan memberikan les ini les itu, privat ini privat itu, harus juga fokus kepada pendidikan moral dan karakter. Dalam bahasa Agamanya pendidikan akhlaq. Sehingga akademis berbanding lurus dengan akhlaq. Diharapkan semakin anak berilmu semakin pula akhlaq nya baik.

Nasihat Nabi

Saya mengenal seorang dokter kandungan dengan baik, mungkin karena dua anak pertama saya diperiksa oleh beliau. Oleh karena itu, ketika berkunjung ke tempat prakteknya, kami mengobrol lepas. Sampai suatu saat, beliau bercerita bahwa ada dua pasiennya, yang satu sudah KB steril (tubektomi ya istilahnya??) selama 8 tahun yang satunya lagi sudah sekitar 9 tahunan. Apa yang terjadi? Dua duanya kembali hamil.

Pada detik itulah, pikiran saya melayang. Terbang ke suatu momen dimana pada waktu itu sedang ikut kajian ilmiah yang membahas tema Nasihat Nabi kepada Ibnu Abbas. Kalo isi detailnya, silakan lihat pada kitab kitab hadits dan buku buku agama. Secara general, terdapat kalimat , "Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Apabila kau meminta, mintalah kepada Allah. Seandainya suatu umat berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu maka mereka tidak bisa memberi manfaat tersebut kecuali yang telah ditakdirkan Allah untukmu. Apabila mereka berkumpul untuk memudharatkanmu maka mereka tidak bisa memudharatkanmu kecuali dengan apa-apa yang ditakdirkan oleh Allah atasmu."

Sepanjang perjalanan saya membatin,"hhmmmhhh... walaupun orang di atas sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak lagi punya anak, jika Allah berkehendak orang itu hamil, maka jadilah ia..." Alhamdulillah, begitu banyak kejadian yang dapat dijadikan pelajaran kehidupan dimana pelajaran itu membuat iman semakin bertambah.

Begitu juga dengan kondisi bisnis kita. Sudah berpeluh kita berusaha, tapi hasil positif belum juga didapat. Ingatlah untuk positive thinking, mungkin Allah memutuskan itu yang terbaik untuk kita. Qonaah dan bersyukur membuat hidup bahagia. Tapi sifat qonaah tidak meniadakan usaha loh. Kita tetap disyariatkan untuk berusaha atau berikhtiar semaksimal mungkin. Selamat berusaha.....

NOtes:
Kata Ustadz, Jagalah Allah maksudnya adalah menjaga batas batas (syariat) Allah.

Life is adventure

Hari Jumat adalah hari raya pekanan bagi ummat Islam. Di dalamnya, seluruh lelaki muslim dewasa diwajibkan shalat Jumat. Bagi pekerja jakarta yang berdomisili di pinggiran kota, hari jumat sore adalah hari persiapan. Bersiap untuk mengarungi kemacetan kota, bersiap untuk sabar, bersiap untuk menghadapi berbagai macam kejadian pada perjalanan pulang. Tahu sendiri kan, apalagi di jalan Gatot Subroto baik pagi maupun sore sama saja macetnya.

Nah, di jumat kemarin, kebetulan saya pulang agak telat. Saya memutuskan untuk tidak naik trans jakarta untuk ke cawang dan lebih memilih naik bis biasa dengan alasan lebih cepat. Sejauh ini, perjalanan lancar walau tersendat. Setibanya saya di pangkalan omprengan, saya heran dan bertanya dalam hati,"Kenapa banyak orang nih ngumpul? demo apaan nih?" Setelah bisik bisik kiri kanan, tahulah saya bahwa mobil omprengan pada waktu itu tidak ada alias belum datang ke pangkalan.

"Waduh, gimana ini?", batin saya dalam hati. Jiwa petualang saya muncul setelah menunggu omprengan yang sudah beberapa menit tidak kunjung datang. Langsung saja saya memutuskan untuk pindah haluan, pergi, dan menunggu bus menuju kampung rambutan. Saya meninggalkan puluhan orang orang yang masih sabar menunggu omprengan.

Alhamdulillah, ternyata tidak sampai dua menit, bus datang menjemput saya. Tibalah saya di pasar rebo, setelah celingak celinguk, saya melihat ada bus jurusan bogor. Saya kibaskan tangan kanan penanda agar bus berhenti, sayapun melompat, hup, naiklah saya dengan selamat ke bus. Ternyata dengan mencari dan memilih alternatif lain, saya bisa selamat sampai tujuan yaitu ke istana saya di Bogor. Ibaratnya dunia tempat kita hidup ini adalah tempat kita berpetualang. Kata orang sih istilah kerennya, "Life is adventure".

Begitu juga dengan perjalanan wirausaha. Disaat kita mentok, growth bisnis belum nampak, sepuluh cara marketing sudah kita coba. Kita dapat memilih dan memutuskan alternatif jalan lain. Selama ini kita bisnis offline, cobalah meningkatkan omset dengan bisnis online misalnya. Ada banyak jalan yang bisa kita tempuh. Cari ilmunya, coba, praktekkan, cek indikatornya, beri feedbacknya, perbaiki yang kurang. Siklus ini terus diulang, istilah akademisnya perbaikan tiada henti.

Terakhir, saya menasihati diri saya sendiri, agar tetap terus berusaha dan berdoa dalam berpetualang di dunia ini. Contohlah orang sukses yang sudah dijamin masuk surga. Mereka adalah sahabat Nabi, yang berjuang membangun peradaban bersama sang Nabi terakhir. Dengan mencontoh kehidupan generasi terbaik ummat ini, Insya Allah kitapun bisa meraih kesuksesan dunia dan akhirat.