Pages

Sengsara Membawa Nikmat

Aku membeli buku bagus berjudul Master your Mind and Design your destiny yang ditulis oleh Adam Khoo. Buku yang sangat inspiratif dan memberiku segudang motivasi dalam menjalani kehidupan yang fana ini.

Qadarullah, ternyata aku harus menerapkan langsung apa yang aku baca dari buku tersebut. Aku terkena cacar, tepatnya bersama istri dan anakku mengalami sakit yang diakibatkan oleh virus ini.

Mengapa aku menyebutkan bahwa aku menerapkan langsung apa yang aku baca? Di dalam buku itu disebutkan tentang the power of positive thinking. Bila ada dua orang yang mengalami kejadian yang sama, ada yang merespon positif dan itu akan membuat orang itu dapat belajar dari kejadian itu untuk kemudian menjalani kehidupan yang lebih baik. Ada pula yang merespon negatif yang akan membuat orang itu semakin terpuruk dan stress berkepanjangan.

Misalnya saja ada dua orang yang terkena PHK. Sebut saja orang ini Amir. Si Amir merespon hal ini dengan sangat baik. Dia berhasil mengkonversi hal yang buruk menjadi positif dan hasilnya adalah berpikir dan berkata di hati kecilnya dengan mantap bahwa dengan di-PHKnya aku justru berpeluang lebih besar untuk mencari perusahaan yang lebih baik dimana aku lebih berkontribusi disana sehingga take home pay ku lebih tinggi di sana.

Sementara orang kedua, sibuk memikirkan ketidakberuntungan dirinya. Sebut saja si Budi, si Budi ini semenjak surat PHK berada ditangannya, langsung berkata,”Waduh tamat riwayatku”. Dia berkata dalam hatinya, ”Mengapa kejadian ini menimpaku?”, ”Mengapa aku yang di PHK?”. Terus dan terus melakukan negative thinking. Hal ini dalam jangka panjang akan membuat si Budi stress berkepanjangan dan dalam melangkah ke kehidupan selanjutnya pun tidak bergairah dan termotivasi karena perasaan gagal tadi.

Kembali kepada sakitnya aku. Pertama kali yang kuucapkan adalah Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang mengaruniai nikmat yang banyak dan yang memberikan ujian kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Dengan sakit ini aku bisa istirahat banyak, sehingga aku dapat melahap buku lebih banyak yaitu bukunya Adam khoo, buku clustering marketing, buku financial. Disamping itu aku ada waktu untuk menerapkan strategi baru untuk bisnisku yang Alhamdulillah ketika aku di rumah omzetnya meningkat.

Lalu di saat ini aku juga berhubungan dengan supplier baru yang aku harap bisa menjadi partner bisnis yang baik dalam jangka panjang. Kemudian aku bisa refresh otak dan pikiran saya dari kejenuhan bekerja di kantor. Memang aktivitas di kantor yang terikat dengan waktu seperti report mingguan, bulanan, belum lagi harus bekerja multi tasking karena ada permintaan dalam waktu yang sama dan harus selesai dalam waktu yang sama pula dari beberapa operator yang harus diselesaikan keuangannya membuat aku menjadi jenuh.

Banyak sekali buah-buah positif yang dapat dipetik selama aku sakit dan istirahat di rumah, sehingga inilah kali pertama aku mengucapkan Alhamdulillah sewaktu aku sakit ini.

Written by:

Abu Afra
Dzulqaidah 1427 H
November 2006

Financial Planning

Setelah syawwal menjelang, Alhamdulillah telah ada kemajuan pada diriku. Sesudah membaca buku-buku mengenai financial dasar, saya mulai menerapkan financial planning pada bulan ini. Aku berpikir dan bertanya dalam hati, "mengapa tidak dari dulu ya saya menerapkan ini? Kalau dari dahulu sudah berapa uang yang bisa dikumpulkan". Sebenarnya ini adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab, karena jawabannya sudah jelas yaitu lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Pikiranku melayang lagi," tapi bisa jadi kita tidak menikmati apa yang kita kumpulkan". Lagi-lagi statement ini terbantah dengan mudah dengan jawaban, "lebih baik kalau kita meninggalkan warisan kepada generasi penerus kita khan? Kita tidak mau meninggalkan generasi dalam keadaan lemah kan? Baik lemah material maupun lemah spiritual". Setelah tanya jawab dengan diriku sendiri makanya aku mantap untuk 'take action' mengimplementasikan apa yang sudah aku pelajari dari para ahli di bidang keuangan keluarga.

Adalah mudah untuk memahami dasar keuangan ini, hanya ada dua komponen saja yaitu arus masuk dan arus keluar. Meminjam istilah Robert T. Kiyosaki, kita harus bisa membedakan mana yang asset dan mana yang liabilitas. Jika kita ingin mempunyai kebebasan finansial (financial freedom) maka kita harus memperbanyak asset. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai ini silakan baca Cash Flow Quadrant dan Rich kid Smart kid -nya Kiyosaki.

Yang ingin saya share disini adalah bagaimana kita 'pay me first' atau menggaji diri kita sendiri dahulu. Dari manapun arus kas masuk ke kita, entah itu dari gaji (kalau kita karyawan) atau keuntungan bisnis dan perdagangan, kita harus menyisihkan sekian persen untuk diri kita dahulu, baru mengalokasikan sisanya kepada pengeluaran lainnya seperti: biaya bulanan (listrik,PAM, HP,dll), uang bulanan keluarga, asuransi, dan lain sebagainya.

Kalau kita ingin mempunyai peternakan uang (meminjam istilahnya Tung Desem Waringin dalam bukunya Financial Revolution), kita harus membuat uang itu bekerja sendiri untuk kita. Bagaimana caranya? Mudah saja, jadilah investor. Nanti akan ada pertanyaan, "bagaimana mau jadi investor, duit aja pas-pasan". Jawabannya mudah saja, "itulah gunanya 'pay me first' tadi.

Contoh ilustrasinya adalah sebagai berikut:

- Jika kita sebagai karyawan dan mempunyai gaji 4 juta rupiah. 20% dari gaji langsung dipotong untuk tabungan yaitu sebanyak 800 ribu. Ingat, pisahkan rekening ini dengan rekening lainnya.

- Setelah 2 tahun (tanpa memperhitungkan bagi hasil, potongan administrasi,dll) kita akan mempunyai 19.200.000.

- Dari 19 juta tadi, ambil 80%-nya untuk franchise makanan kecil, sekarang banyak franchise makanan atau minuman kecil yang 5 jutaan lho. Mengapa franchise ? Jawabannya adalah karena kita karyawan yang punya keterbatasan pengalaman dan waktu, maka kita langsung saja memakai bisnis prosesnya yang sudah jadi.

- Dari bisnis kecil tadi,misal keuntungan bersihnya sebulan 300 ribuan, ambil 20% (60 ribu) untuk menambahkan tabungan di atas, jadi kita sekarang bisa menabung 800 ribu + 60 ribu, yaitu sama dengan 860 ribu.

- 2 tahun telah berjalan dari kita memulai bisnis tadi, sehingga 860 dikali 24 sama dengan 20.640.000. Kita bisa memulai bisnis baru, seperti membuat gerobak dorong jualan es campur atau yang lainnya. Misalnya kita membuat 2 gerobak, lalu kita sewakan kepada penjual sayur keliling atau tukang bakso. Dari hasil itu kita bisa menambah jumlah tabungan kita.

Begitu seterusnya, sehingga kita bisa mengumpulkan lebih banyak uang untuk membeli rumah, kios, apartemen. Properti tersebut kita simpan dan menjualnya disaat yang tepat, lalu hasilnya kita bisa invest kepada usaha lainnya. Dan begitu seterusnya. Sehingga pada nantinya, kita hanya tinggal investasikan uang kita kepada pengusaha yang amanah dan kita menikmati bagi hasilnya (keuntungannya) tiap periode keuangan. Nah inilah yang disebut beternak uang.

Aku menulis ini bukan untuk mengajarkan hubbud dun-ya (cinta dunia), akan tetapi mengajarkan bagaimana mengatur keuangan pribadi dan keluarga agar menjadi kaya harta. Kita harus mempunyai banyak harta. Saya yakin pembaca akan bertanya,"lho apakah tidak bertentangan dengan konsep zuhud dan qanaah?" Jika ingin Jawabannya kita harus menggali 'ilmu lagi dari 'ulama seperti Ibnul Qayyim Al Jauziah mengenai konsep tersebut.

Marilah kita berdo'a agar kekayaan yang didapat bukannya justru membuat kita menjauhi Allah, akan tetapi malah mendekatkan kita dengan Yang Maha Pemberi Rezeki, membuat kita menjadi muzakki, menjadi orang yang disebut Nabi sebagai tangan di atas, karena tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.

Written by:
Abu Afra
Syawwal 1427 H