Pages

Aktifitas Liburan panjang

Tanggal 16 Desember tiba, dimulailah kegiatan liburan saya. Aktifitas dimana saya merasakan kebebasan waktu untuk mengerjakan apa yang saya mau. Tidak seperti keseharian para aktifis 8 to 5 (baca : orang kantoran, masuk jam 8 pulang jam 5), pada minggu ini saya benar-benar melakukan kegiatan bersama keluarga secara full.Dimulai dengan mengantar istri kontrol kandungan ke RSIA Hermina, Bogor. Kedua putri saya ikut, sambil menunggu panggilan, kita bermain deh, hitung hitung melatih syaraf motorik mereka. Saya tidak melewatkan kesempatan ini dengan mendokumentasikannya, seperti terlihat pada video di bawah:



Lalu, pada pagi harinya, kami jalan-jalan menikmati kesejukan pagi kota bogor sambil makan. Karena lagi banyak kambing di jalan, saya bawa anak-anak untuk melihat kambing. Ternyata efektif juga ya, mereka makan dengan lahap. Mungkin terinspirasi lahapnya kambing makan rumput, sehingga ratu-ratu ku pun tak mau kalah menyantap lezatnya makanan pagi. Untung saya membawa camcorder, langsung saja saya abadikan peristiwa ini.



Sehabis jalan-jalan, ratu-ratukupun senang. Ekspresinya lucu sekali deh. Alhamdulillah, saya dapat melihat perkembangannya hari demi hari. Makin menggemaskan saja...

Kedua ratu ku

Halwa sedang senang

Pada minggu inipun, walaupun hari libur dan ummat Islam berkonsentrasi pada ibadah qurban, Alhamdulillah kami masih aktif merespon email dan sms yang menanyakan tentang dagangan kami, serta mengirim barang sesuai permintaan konsumen.

Ohya, pada minggu yang bahagia ini, kami juga mendidik anak kami semangat wirausaha semenjak dini, lihat saja Halwa dengan senangnya menjaga stand pada bazar di acara seminar hari ibu.


Beli berapa Bu???

Banyak lagi kegiatan yang tak terdokumentasikan, termasuk menyembelih sendiri kambing qurban, bayangkan menyembelih ayam saja belum pernah, Alhamdulillah langsung berhasil dengan ihsan dalam penyembelihan kambing tersebut.

Sepertinya akan berlanjut ke liburan sampai tanggal 26 desember nanti dengan aktifitas yang tidak kalah serunya... Sampai jumpa....



Book of the Week

Ketika Cinta Bertasbih dan Edensor


Di satu minggu liburan ini, ada dua buku yang kulahap dengan lezatnya. Dan dua-duanya walaupun unreality, tapi bisa membuat batin ini berdialog seru dengan diri sendiri yang akhirnya bisa menajamkan pisau motivasiku.



Pertama adalah Edensor nya Andrea "Ikal" Hirata

Dari pertama seri tetralogi ini dan dilanjutkan dengan Sang Pemimpi, saya mendapatkan banyak sekali pelajaran tentang keberanian bermimpi dan mengikatnya di sanubari dan disiplin dalam mejemput mozaik hidup. Terlebih lagi seri ke tiga ini, ada untaian kata ( hal 42) yang membuat saya membacanya berulang kali dan menggelitik alam bawah sadar saya serta berkata dalam hati, "sepertinya saya ingin juga begitu, mudah2an saja bisa".. Inilah kalimatnya:

" Aku memutuskan keluar dari pekerjaan di kantor pos yang telah menggiring ke kutub moderat. Semakin lama semakin berkurang tantangannya. Pekerjaan itu tidak memberiku kelimpahan,tapi memberi keamanan finansial dan kehidupan yang itu itu saja, demikian gampang diramalkan kesudahannya. Aku terjamin secara sederhana, terlindung oleh sistem, stabil secara psikologis,mapan secara sosial, dan semua itu membuatku bosan. Aku merasa seperti tupai yang sibuk menggendong pinangnya, kura kura yang mengerut ke dalam tamengnya, atau siput yang sembunyi di balik cangkangnya"

Selanjutnya kalimat yang lebih menggetarkan lagi:

" Aku ingin hidup mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin liku liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!

Yang kedua adalah Ketika Cinta Bertasbih 2 nya Kang Abik

Seri ke dua dari dwilogi Ketika Cinta bertasbih ini juga membuat liburan saya menyenangkan emosi saya dan serta merta memberi air kesegaran pada motivasi saya yang sedang kering. Saya larut dalam perenungan tentang kisah cinta anak manusia bernama Azzam yang akhirnya mendapatkan istri tercinta dengan berliku di medan yang sulit. Tapi bukan itu yang utama, yang saya kagum adalah jiwa enterprenurnya yang dahsyat dan smart. Dimana dia membiayai Ummi tercinta dan adik-adiknya sambil belajar di negeri seberang sana, dan itu tidak sebentar, bertahun-tahun.

Ketika baso cintanya berhasil menuai sukses besar, ada yang iri dengannya. Dihembuskanlah fitnah formalin dan sebagainya. Azzam tidak patah semangat, justru adrenalinnya mengucur deras dan otaknya bekerja smart. Hasilnya...... Keberhasilan demi keberhasilan diraihnya.

Hanya satu kata yang saya simpulkan dari dua buku ini...... Dahsyat !!! (pinjam istilah pak Tung)

Technorati :
Del.icio.us :
Flickr :

Keluarga Sakinah

Sudah lama tidak membaca buku mengenai keluarga. Akhirnya saya beli dan membacanya. Judulnya Bingkisan Istimewa Menuju Keluarga Sakinah, karangan Ust. Yazid. Segala puji bagi Allah yang memberikan nikmat keluangan waktu sehingga saya bisa melahap dengan lezatnya ilmu-ilmu yang diuraikan pada lembar-lembar buku ini.

Sampailah pada suatu halaman yang membuat saya membacanya berulang-ulang, yang membuat saya bersyukur kepada Allah karena menurut saya, parameter yang disebutkan pada hadits tersebut membuat saya merasa qanaah dan bahagia.



Apa sabda Rasul Shallallahu alaihi wa sallam tersebut? Mari kita lihat bersama-sama:

" 4 Hal yang merupakan kebahagiaan: Istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang nyaman. Dan empat hal yang merupakan kesengsaraan: tetangga yang jahat, istri yang buruk, tempat tinggal yang sempit, dan kendaraan yang jelek." (Ibnu Hibban, no. 4021)

Yang ingin saya bahas disini adalah hal tempat tinggal yang luas. Rumah saya sekitar 146 meter dan luas tanahnya kurang lebih 200 meter. Mungkin ini dianggap sempit bagi rekan-rekan, tapi ketahuilah rumah ini saya anggap sudah luas sekali, dimana anak-anak bisa bermain dan berlari-lari di halaman depan, halaman tengah, dan bermain di saung halaman belakang. Saya bisa menanam pohon pisang, pepaya, singkong dihalaman belakang. Di halaman tengah, saya sedang menanam pohon mangga. Sedangkan dihalaman depan, dipenuhi oleh euphorbia, adenium, dan lain-lain. Belum lagi kalau melihat depan rumah saya yang "plong". Alhamdulillah, nikmatnya tinggal di Bogor.





Saung di halaman belakang










Pohon pisang dan pepaya di halaman belakang





Dari hadits di atas, saya jadi terinspirasi, sebenarnya kita disuruh kaya harta, sebab mempunyai tempat tinggal luas dan kendaraan yang nyaman adalah tidak bisa kalau tidak kaya harta. Jadinya jiwa enterpreneur semakin membara lagi nich....

Menggunakan konsep Officeless (sebuah perjalanan bisnis)


Siapa bilang kalau kita mau buka usaha harus punya modal (baca: duit) yang sangat banyak untuk kantor, gudang, showroom, dan lain sebagainya. Sebenarnya saya termasuk tipe orang yang percaya dengan hal itu, akan tetapi setelah mengikuti perjalanan di komunitas TDA saya semakin tahu bahwa bisnis itu mudah dan murah, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Pokoknya, kalau sudah punya dream yang kuat, selanjutnya belajar kepada yang sudah berpengalaman di bidang strateginya. Jikalau langkah inipun sudah terlewati, kita bisa langsung Action. Banyak strategi dan ilmu jalanan (street smart) yang bisa kita pelajari di dunia maya, silakan blogwalking di blognya member TDA (lihat blogroll di samping). Insya Allah banyak inspirasi yang memotivasi di dalam goresan catatan perjalanan action mereka. Kita bisa memodifikasinya, karena setiap kita adalah unik, strategi si fulan belum tentu bisa diterapkan pada bisnis kita.

Kembali pada konsep officeless, kami (www.muslimahactivewear.com) juga menerapkan konsep officeless. Sebab apa? Memang kami belum punya kantor. Akan tetapi kami tetap mempunyai dream suatu saat nanti akan punya ruko, kios, atau apalah namanya untuk digunakan sebagai tempat produksi, lalu ada tempat display barang (show room) di lokasi strategis, dan ada head office-nya (tempat para marketer, financer, dan kawan-kawannya bekerja). Namanya juga dream, gratis pula. Makanya tidak masalah menurut saya. Tapi harap dibedakan antara cita-cita (dream) dengan panjang angan-angan, karena perbedaannya tipis sekali, dan kita dilarang untuk memanjangkan angan-angan.

Tempat produksi kami adalah garasi. Warehouse (istilah kerennya tempat nyimpan stok) kami adalah cukup lemari yang terpaksa dimultifungsikan. Barang yang sudah jadi dan siap dikirim, tempatnya di kursi kelurga. Bagaimana dengan display barang? Cukup di blog gratisan, flickr, dan seterusnya. Saya akui, memang kalau yang gratisan kelihatannya kurang bonafide bagi usaha kita. Akan tetapi saya tidak ambil pusing, pokoknya jalan aja terus, yang penting kami terus dan terus memperbaiki dan terus menyempurnakan kualitas barang yang kami produksi. Sehingga kedepannya saya bisa hosting yang berbayar, punya web e-commerce, system pembayaran online, kantor, workshop, showroom, dan seterusnya… dan seterusnya….




Tempat stok barang




Barang siap dikirim, untuk sementara diletakkan dikursi

Ini adalah perjalanan, dan saya menikmati perjalanan ini walaupun sampai detik ini belum menghasilkan berdigit-digit net profit. Yang saya punya adalah keyakinan, yah walaupun generasi pertama belum menghasilkan, setidaknya generasi penerus (ke dua, ke tiga, dan seterusnya) bisa menikmati hasil dari perjalanan ini.

Terakhir, untuk direktur operasional sekaligus istri tercinta, istiqamahlah di jalan ini, walaupun jalan ini berliku dan banyak duri melintang, bahkan kanan kiri jurang sekalipun. Disamping mendidik generasi penerus kita agar punya life skill agar sukses dunia akhirat, tetaplah berjalan walaupun belum bisa berlari. Insya Allah disuatu saat nanti, kita akan bisa menuai hasil apa yang kita tanam dan rawat ini.

Ikut Abiiii… (salah satu motivasi untuk TDA)

Kebiasaan ratu kecil saya akhir-akhir ini adalah ikut Abi-nya berangkat ke kantor. Entah mengapa setiap pagi, ketika bangun dan melihat saya bersiap-siap untuk pergi ke kantor, ratu kecil saya berteriak,” Afra mau ikut Abiiiii !!!..............” Mungkin karena kesempatan berinteraksi yang kurang dengan bapaknya, makanya setiap pagi ratuku mengajak ummi-nya untuk mengantarkan Abi-nya berangkat untuk menjalani rutinitas 5 harian dalam seminggu, yaitu kehidupan 8 to 5 (dengan catatan kalau tidak lembur).


Dengan senang hati ratu-ratuku mengantar di pagi yang segar serta dingin, sambil melihat bebek “mandi pagi”, kebun singkong yang siap dipanen, kali kecil di bawah jembatan yang kami lewati. Matahari yang masih malu-malu menampakkan dirinya juga menjadi saksi bahwa ratuku dengan gembira berlari-lari kecil menyertai bapaknya yang ingin naik kendaraan umum menuju tempat mencari nafkah ke tempat yang terkenal dengan kemacetannya, apalagi kalau bukan kota Jakarta.


Dalam hati saya berbisik, “nak, kita tunda dulu ya kesenangan untuk bercengkrama… sekarang abi jadi amphibi, tapi Insya Allah akan segera menjadi entrepreneur”. Sambil berbisik di dalam hati, sayapun senyum simpul melihat tingkah polah anak-anak yang lucu-lucu. Mungkin rekan bertanya,”lho apa hubungannya bercengkrama dengan keluarga dengan entrepreneur?”. Sebelum menjawab, saya akan tuliskan definisi entrepreneur menurut salah satu business coach (Action International), entrepreneur is business that runs without us (definisi secara garis besar, silakan ikut seminarnya jikalau ingin tahu detail). Menurut pemahaman saya yang masih dalam tahap belajar ini, kalau bisnis kita sudah berjalan dan menghasilkan profit yang bagus dan berjalan tanpa kehadiran kita, itulah tahap dimana kita sudah menjadi entrepreneur sejati. Nah dengan definisi di atas, sudah bisa menarik hubungan antara bercengkrama bersama keluarga dengan entrepreneur khan??


Kembali ke laptop, akhirnya setelah puas berjalan bersama, saya menyalami ratu-ratu kecilku, dan salaman sama ratu yang besar tentunya. Tiba-tiba ada niat untuk mengingatkan peristiwa ini dengan memoto mereka. Saya ambil HP, berbalik, lalu terdengar bunyi “jepret”. Mudah-mudahan dengan melihat gambar ini, bertambah lagi semangat untuk full TDA.


Ini dia foto Ratu-ratu ku, tepatnya di sebuah jalanan di kota Bogor...



Pengusaha harus sehat

Berikut tulisan dari blogku yang lain:
Moral of the story adalah: seorang pengusaha harus sehat agar dapat memaksimalkan potensi yang ada didirinya untuk menghasilkan hal-hal positif.
Inilah kisahnya:
Thibbun Nabawi alias pengobatan cara nabi saat ini sedang saya lakukan. Saya menerapkan setetes air ilmu kesehatan Rasul dari samudra ilmu pengobatan yang diajarkan Nabi Muhammad (peace be upon him). Ceritanya begini:

Minggu kemarin, saya dilanda flu berat. Hidung terasa sesak diisi cairan yang pekat memenuhi ruang mulai dari hidung sampai tenggorokan. Batuk-batuk adalah aktifitas yang tak kalah gencarnya disamping berdenyutnya kepala di berbagai sisi. Lengkaplah penderitaan.

Oleh karena membaca literature mengenai thibbun Nabawi dari berbagai sumber, yang menyebutkan khasiat habbatus sauda ( jintan hitam nama Indonesianya, Nigella Sativa nama latinnya, black seed nama Inggrisnya ), minyak zaitun, buah kurma, air zam zam, madu ( menurut literature yang saya baca, yang paling bagus adalah madu Yaman, karena rumah lebahnya di pohon sidr atau bidara) maka saya mencoba untuk mengobati sakit ini.
Ini adalah eksperimen saya, saya sekedar dokumentasikan agar ingat dilain hari, bukan untuk dicoba atau ditiru oleh pembaca. Soalnya kalau terjadi efek samping, pembaca complain-nya ke saya, untuk menghindari hal itu karena saya juga bukan dokter ahli, maka hal ini cukup untuk saya pribadi. Bukan begitu sobat?

Pertama-tama sediakan air panas, taruh di wadah (semisal panci, dan lain-lain). Ingat, air harus panas, agar uapnya bisa hirup dengan waktu yang lama. Terus, cari posisi enak (kalau saya sih taruh panci di atas meja, lalu saya duduk menunduk dengan kepala mendekati panci sekitar beberapa cm). Setelah ketemu, taruh sarung atau handuk di atas kepala kita agar asap tidak lari kemana-mana, jadi kita dengan leluasa menghirup uap air yang keluar. Oh ya, ada hal penting yang lupa, sebelumnya taburkan beberapa tetes habbatus sauda (habbatus sauda oil) dan beberapa tetes minyak zaitun. Mmmhhhh, aroma keras nigella dicampur dengan wangi zaitun terasa sekali ketika ketika menghisap dalam-dalam uap tersebut (inhalasi). Lakukan hal tersebut sampai air dingin (tidak ada uap lagi).

Dengan izin dan pertolongan Allah, keesokan harinya badan agak enakan, walaupun suara masih serak serak basah. Paginya, saya sarapan kurma ajwa 3 butir, lalu minum susu. Terus minum madu Kashmir (madu yamannya lagi habis, belum ketemu yang lebih murah… hehehe). Selanjutnya melakukan rutinitas sehari-hari mencari sesuap nasi dan segenggam emas.
Voila!! Besoknya suara saya back to normal, dan lendir-lendir yang menggelitik hidung dan tenggorokan sudah lenyap. Walaupun masih batuk-batuk sedikit sih… Alhamdulillah, karena tidak berlanjut ke sakit yang serius yang membuat saya harus istirahat dirumah berhari-hari.

Keluar dari rutinitas sebagai latihan mental untuk menuju TDA

Beberapa hari setelah masuk kantor, saya memutuskan cuti kembali. Setelah tenang karena libur lebaran yang demikian panjang, saya kembali berjibaku dengan rutinitas kemacetan yang semakin menjadi, pekerjaan yang itu-itu saja, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dipandang perlu untuk keluar dari “rat race” itu. Untuk itulah saya memutuskan untuk cuti kembali (maklum masih pegawai).

Menurut saya untuk menjadi wirausahawan, perlu dibentuk dan dibina mental sebagai entrepreneur sejati dari sekarang juga walaupun status kita masih TDB alias karyawan. Oleh karena itulah saya melatih dan membiasakan diri saya untuk bersikap sebagai orang yang punya kebebasan waktu dan kebebasan financial.

Contoh pertama: ketika anak saya sakit, saya merogoh kocek sendiri untuk pembiayaan rumah sakitnya walaupun ada fasilitas kesehatan dari kantor. Disamping pengurusan reimbursement yang berbelit-belit karena bukan dirawat di rumah sakit rujukan kantor, mengapa saya tidak berobat ke sana, tidak lain tidak bukan karena lokasi yang jauh dari rumah. Sebagaimana orang tua pada umumnya yang ingin segera mengobati penyakit dan mencari rumah sakit terdekat, maka saya memutuskan untuk berobat kesana, tapi beribu kali sayang rumah sakit tersebut bukan rujukan, makanya saya harus membayar biaya tersebut sendiri.

Sebenarnya mau sih untuk reimburse biaya ke kantor, tapi dengan pengalaman yang sudah dua kali, yang dicoretlah obatnya, dikurangi-lah biaya dokter spesialisnya, akhirnya dengan pasrah saya hanya dapat penggantian kurang dari setengahnya. Saya mencoba bersyukur, “Alhamdulillah dapat pengganti walaupun kurang dari setengah” walaupun di dalam hati ngedumel tak karuan.

Oleh karena sebagai wirausahawan, kita harus membayar sendiri biaya pengobatan, jadi saya memutuskan belajar untuk membiayai sendiri pengobatan tersebut. Hikmah yang bisa diambil dari kejadian ini adalah, kami sekeluarga lebih concern dengan kesehatan dengan mengkonsumsi apa yang disunnahkan Nabi, seperti habatussauda, madu, zaitun, kurma, dan lain-lain sehingga kesehatan kami sekeluarga meningkat dengan izin Allah.

Contoh yang kedua: membiasakan untuk mengisi waktu seperti wirausahawan lainnya yang mempunyai kebebasan waktu. Ada yang pesiar, ada yang berkebun, ada yang beternak, ada yang menyalurkan hobi melukis, olahraga dan lainnya. Yang saya pilih adalah berkebun, ya… saya punya hobi baru “bercocok tanam”. Siapa tahu dari hobi ini bisa berkembang ke agro bisnis. Alhamdulillah, kami dikaruniai halaman yang luas di depan, tengah, dan belakang rumah, jadi saya berdayakan halaman itu untuk menanam pohon mangga (sedang berbuah), pisang (sudah merasakan buahnya), pepaya (sudah berbuah), singkong (kalo yang ini malah sudah dua kali menikmatinya), tanaman anti nyamuk (zodia), euphorbia, adenium, dan banyak lagi tanaman. Duh, nikmatnya melihat dan menuai apa yang sudah kita tanam dan lebih nikmat lagi memberikan kepada orang yang lain apa yang sudah kita punya.



Euphorbia yang sedang berbunga.



Yang dulunya takut kotor, sekarang sudah terbiasa main dengan cacing tanah.

Pohon pisang yang baru tumbuh lagi.


Pohon singkong yang baru tumbuh setelah dipanen.


Dulunya pohon singkong karet, sekarang sudah ditanam pohon mangga yang sudah berbuah.

Hikmah yang dapat diambil dari kejadian ini: saya punya variasi dalam ritme kehidupan ini, tidak hanya sekedar “rat race” (yang sudah baca bukunya Kiyosaki pasti tahu istilah rat race ini). Yang penting melatih mental untuk mengerjakan sesuatu yang berarti untuk mengisi waktu agar jika suatu saat nanti mempunyai kebebasan waktu karena sudah berada di quadran investor, tidak kaget (cultural shock).

Wassalam,


Irwin JZ



Notes:


TDA (tangan di atas) : adalah entrepreneur, istilah ini dikenalkan oleh komunitas Tangan Di Atas, yang dikomandani oleh Roni Yuzirman.

Alhamdulillah bisa online lagi

Dengan mengucapkan Alhamdulillah akhirnya saya bisa OL lagi. Ya, setelah cobaan datang menerpa setelah hari yang dinanti para mukminin yang mengharapkan dapat masuk dari pintu Ar-Rayyan di kampung akhirat nanti, saya belum bisa OL.

Sebenarnya saya ingin share kepada para sahabat sekalian banyak sekali, mulai dari perjalanan bisnis garment kami, suasana Ramadhan nan berkah di dua tempat berbeda pulau, nikmatnya berhari Raya yang tidak tergantikan di kampungnya nenek kami nun jauh di Pulau Sumatra sana. Akan tetapi apa daya, situasi tidak memungkinkan untuk sekedar menulis sepatah dua patah kata.

Baru kali inilah saya sempat-sempatkan menulis di sela-sela aktifitas kerja (pada jam istirahat tentunya).

Ada hal yang ingin saya beritahukan kepada sahabat sekalian, saya punya blog baru di provider tetangga yaitu di wordpress. Alamatnya sama dengan yang di blogspot, yaitu: http://abuafra.wordpress.com Silakan kunjungi ya...

Kalau disini saya khususkan mengenai bisnis dan motivasi, sedangkan di http://abuafra.wordpress.com saya curahkan segala kisah pembelajaran lain di universitas kehidupan ini..

Wassalam,
Abu Afra

Aktifitas Mastermind Bogor

Aktifitas Mastermind bogor

Walaupun tidak bertemu muka secara intensif, tetapi diantara member mastermind Bogor tetap mengadakan diskusi dan saling sharing entah itu via Y!M, e-mail, ataupun SMS.

Tanggal 11 Agustus kemarin, Pak Lendro ( www.kios24jam.com ) dan saya menjenguk ayahanda dari Ibu Yuli di rumah sakit Ciawi. Ibu Yuli ini adalah istri dari Pak Apipudin yang juga member mastermind Bogor. Pak Apip inilah yang mengajukan sebuah proyek bersama, sebuah usaha di bidang kuliner, yang sampai sekarang masih dalam tahap survey.

Dalam perjalan ditengah macetnya lalu lintas di tajur, banyak ide-ide menarik tentang pengembangan bisnis yang dibahas oleh Pak Lendro. Ternyata berbisnis mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah yang telah kami alami. Biasanya ditengah kemacetan, saya acap kali menggerutu dalam hati dan berucap,”ini pada kemana sih orang2, rame banget, angkot juga nich menuh2in jalan aja, jadi macet dech!!”. Tapi kali ini tidak, setelah berwirausaha, ditengah kemacetan malah membuat saya produktif menghasilkan pemikiran dan ide pengembangan usaha serta saling sharing ilmu diantara kami, sehingga tak terasa kami sudah sampai ke tujuan.

Manfaat lainnya adalah bertemunya kami (Pak Lendro, Pak Muhyi, Pak Apip & Bu Yuli, Pak Junaedi, dan Pak Hery) di dalam satu forum yang kami namai mastermind Bogor. Semangat sharing adalah yang saya rasakan disetiap pertemuan. Misalnya saya yang sedang mencari software small business accounting, pak Muhyi ( http://moon-solution.blogspot.com ) merekomendasikan “Express Accounting” yang tentu saja free.Oh ya ada yang lupa, kami kedatangan teman baru, Pak Robby, ahli ERP yang juga aktif di IPOMS-Bogor. Saya juga sempat berkonsultasi dengan beliau mengenai management produksi. Duh, senangnya punya teman yang pintar dan juga mau sharing ilmu.

Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, kami semua bisa berkumpul lagi untuk mendengarkan perkembangan bisnis masing-masing. Pak Junaedi dengan bisnis retail dan voucher pulsanya ( http://www.maxi-phone.com ), Pak Muhyi dengan bisnis IT nya, Pak Lendro yang sekarang sedang keranjingan mengimplementasikan ilmu marketingnya di kios24jam.com, Pak Apip & bu Yuli dengan jualan segala jenis mesin-nya, Pak Hery yang katanya sedang menjajaki kerjasama dengan orang Malaysia di bisnis Agro-nya, dan Pak Robby yang passionnya di edukasi dan kuliner.

Sampai berjumpa lagi…….. Salam sukses…………

Irwin JZ/ Abu Afra



Re-Edukasi tentang Niat dan Ikhlas

Bedah buku di Jakarta Islamic Center

Pada hari minggu kemarin, kali pertama saya mengunjungi daerah Kramat Tunggak. Bukan ke lokalisasi lho, dan memang sekarang tempat itu sudah berubah menjadi “putih” yaitu sejak berdirinya Jakarta Islamic Center. Ada bedah buku di sana, yang menjadi bahasannya adalah tentang niat dan ikhlas. Pemateri adalah penulis buku itu sendiri yaitu Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas. Judul bukunya adalah Ar-Rasail (jilid 2), di dalam buku itu terdapat kupasan tentang beberapa amalan hati, yaitu niat dan ikhlas dalam beribadah.

Ada beberapa bahasan yang membuat “fresh” karena memperbaiki pemahamanku selama ini yang ternyata keliru. Selama ini saya membaca buku-buku dari luar mengenai the power of giving, the power of sharing. Dimana dalam buku tersebut diberikan contoh-contoh nyata bagaimana seseorang mendapat materi setelah dia memberikan sesuatu pada orang lain. Ada yang memang memprogram dalam keseharian mereka dengan memberikan 20% dari omzet mereka kepada yang membutuhkan dengan tujuan mendapatkan materi kembali yang lebih besar dari yang mereka berikan. Masih banyak contoh lainnya yang menceritakan keajaiban sedekah.

Hal-hal di atas membuat saya berpikir kalau begitu saya banyak-banyak sedekah saja lah, biar mendapatkan materi yang banyak seperti mereka. Setelah kajian itu, saya seperti mendapatkan ilmu baru walaupun saya sudah tahu hadits yang menyebutkan sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Disana disebutkan bahwa barangsiapa yang berhijrah karena mencari harta, mencari wanita, dia memang akan mendapatkannya. Tapi hanya itu, dia tidak dapat ganjaran pahala dari Allah karena niatnya memang itu.

Saya memperingati diri saya sendiri dan pembaca sekalian, bahwa jika kita ingin beribadah, seperti bersedekah, sharing, memberi sesuatu kepada orang lain, niatkan hanya untuk Allah saja, untuk mendapatkan ganjaran dari Allah, ikhlas karena Allah Ta’ala. Jika setelah bersedekah itu rezeki kita bertambah, semakin banyak uang, sembuh dari penyakit, itu memang rezeki yang dijanjikan Allah kepada hamba-Nya, jangan hal-hal tersebut yang menjadi tujuan akhir, tetapi yang menjadi tujuan akhir adalah keridha-an Allah saja.

Satu point penting yang saya garisbawahi di dalam kajian itu adalah, hal-hal atau aktivitas yang mubah (boleh) di dalam keseharian kita dapat bernilai ibadah jika niatnya benar. Contohnya jika kita berdagang, itu adalah aktivitas yang menjadi keseharian kita saja jika niat kita untuk mencari untung semata. Akan tetapi jika dalam aktifitas berdagang itu kita niatkan agar kita dapat menjaga dari hal-hal yang diharamkan Allah dan dapat menjaukan diri kita dari meminta-minta, agar bisa menjadi tangan di atas (menolong orang yang memerlukan), serta usaha untuk mencari nafkah yang halal untuk keluarga, itulah aktifitas berdagang yang bernilai ibadah.

Sebenarnya banyak yang saya ingin simpulkan, akan tetapi alangkah lebih baiknya jika pembaca blog ini membaca langsung bukunya yang berjudul Ar-Rasaail (sementara ini baru ada 2 jilid), karangan Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas, penerbit pustaka Abdullah. Mudah-mudahan dengan membaca sendiri buku tersebut, ilmu syar’i kita bertambah dan dengan itu kita mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan kita. Aamiin…

Written by:

Abu Afra / Rajab 1428


Homeschooling, sebuah alternatif pendidikan

Sharing ini terinspirasi dari milis tetangga yang berdiskusi tentang homeschooling. Ditengah maraknya pendidikan mahal, homeschooling merupakan alternative murah bagi kita. Kelas cukup di rumah, mengumpulkan beberapa anak dan para orang tua sebagai pengajar, jika ingin meraih ijazah, cukup ujian persamaan di sekolah yang ditunjuk.

Ada pro kontra memang, tapi saya tidak membahas itu. Saya tertarik kepada cerita rekan saya di milis yang mempunyai kebebasan waktu. Jadi beliau sendiri yang mengajarkan anaknya, terutama bekal untuk hidup (life skill) tidak seperti sekolah lainnya yang hanya melulu menghapal teori. Beliau berani sekali untuk mengambil keputusan tidak menyekolahkan anaknya ke sekolah formal. Beliau dan sekitar sepuluh orang yang seide berkumpul dan menjadi guru bagi anaknya sendiri. Untuk bersosialisasi, kadang-kadang kelasnya diadakan diluar (outbound). Lokasi belajar pindah dari satu tempat ke tempat lain. Anak-anak dengan cerianya tampak semangat, jangan ditanya, kemampuan bahasa mereka mungkin lebih jago dari saya, mereka fasih berbahasa Arab dan Inggris.

Beberapa bulan lalu, untuk pelajaran pertanian mereka memanggil sarjana dari IPB, terlihat dengan senangnya mereka praktek menanam dan merawat tumbuh-tumbuhan. Ada juga pelajaran menjahit. Dan banyak lagi life skill yang dipelajari disana.

Mendengar penuturan beliau sepertinya seru juga ya. Kita sendiri yang mendidik langsung skill of life di sekolah kehidupan ini. Akan tetapi, untuk full langsung 100% seperti beliau belum bisa, maklum masih belum punya “kebebasan waktu” seperti beliau. Suatu saat dalam waktu dekat, saya akan mengikuti jejaknya. Itulah dream saya, dream boleh kan? Lagipula gratis. Mudah-mudahan saja terlaksana.

Tetapi sepertinya saya tidak “seekstrim” beliau, sepertinya saya masih menyekolahkan anak ke sekolah formal. Maklum di Indonesia ini, ijazah masih dianggap penting untuk urusan-urusan tertentu.

Mudah-mudahan sharing ini dapat menginspirasi kita-kita termasuk saya yang amphibi untuk segera full TDA.

Perjalanan Jauh untuk bertemu master Belut

Biasanya, saya malas sekali untuk bepergian jauh kalo tidak penting-penting amat. Apalagi naik bis umum yang sumpek, ditambah jalanan macet disertai cuaca yang sedang panas bertambah lengkaplah penderitaanku.

Tapi tidak saat ini. Semenjak membaca buku motivasi versi Indonesia atau versi English, seperti Tung Desem Waringin yang menulis Financial Revolution, Awaken the giant within-nya Anthony Robbins , ada perubahan yang terjadi. Entah mengapa saya merasa bersemangat untuk mencari ilmu, dalam hal ini tentang budi daya belut di daerah yang cukup jauh dari rumah saya.

Orang yang saya temui adalah orang yang baik yang senang membagikan ilmunya kepada orang lain. Ini menjadikan hilangnya rasa penat,pegal, capai, panas, letih, dan lelah pada diri saya. Perasaan itu berubah menjadi perasaan semangat untuk mendengarkan dan mencari tahu tentang pengalaman beliau di bidang ini.

Perjalanan bermula dari salahnya saya naik bus. Keterusan sampai ke pasar Cikupa, eh harus balik lagi ke kebun nanas melewati riuhnya orang dan mobil serta panasnya terik matahari yang membasahi raga. Setelah menanti bus ke arah Rangkasbitung, akhirnya naik juga. Niatnya duduk dan tidur sebentar ke balaraja, ternyata tidak bisa, karena harus berdiri. Yah, tidur sampai berdiri, tidak tahu ya, ternyata bisa juga ya.

Di saat penat yang memuncak, sampailah saya di balaraja. Dikira dari situ sudah dekat, ternyata harus menempuh berkilo-kilo lagi pakai angkot untuk sampai ke rumah sang master. Pusing dan pegal saya rasakan dalam perjalanan ini, tetapi sontak hilang setelah ojek mengantarkan saya ke rumah beliau dan terdengar adzan dzuhur yang mendayu-dayu membuat kami melangkah ke Mushalla.

Air wudhu yang menyentuh tubuh saya terasa embun di tengah sahara. Itu membuat jiwa dan raga fresh kembali dan siap menimba ilmu tentang pembudidayaan belut. Ternyata belut itu kaya protein, memperkuat vitalitas tubuh, pantas saja orang-orang Jepang, Korea, Singapura, Malaysia pada suka ya…

Sekarang kami siap untuk berbudi daya belut, pasar ekspor melimpah, pasar domestik juga tak kalah menarik. Ada satu hal penting yang saya rasakan, yaitu rasa bahagia ketika membuka lapangan pekerjaan bagi orang yang membutuhkan. Inilah rasa yang kita cari selama ini bukan?? Iya, bahagia…….

BTW, kalo rekan2 ada permintaan belut jangan sungkan-sungkan ya menghubungi saya. Tapi harap bersabar, panennya sekitar 4 – 6 bulan lagi.. :-)


Let's the journey begin

Alhamdulillah, tiada kata lain yang terucap selain menyebutkan kata indah tersebut. Betapa tidak, begitu banyak nikmatNya yang telah saya rasakan sepanjang hidup sampai detik saya menulis untaian kalimat ini.

Bermula dari virus enterpreneur yang menyerang saya. Virus itu membuat badan saya panas dingin dan menggigil, akibatnya peristiwa itu semakin menguatkan asa saya untuk menjadi wirausahawan sejati. Greenleaf (sekolah enterpreneur) lah yang menggiring saya ke lingkungan mengasyikkan ini. Mulailah saya menjadi pedagang. Apapun yang bisa, saya usahakan. Saya pernah dagang diapers, diapers tamat, dilanjutkan dengan mainan edukatif, itupun tenggelam, dengan nekatnya melanjutkan lagi ke busana muslimah.

Hingga suatu saat, bertemulah saya dengan komunitas TDA ini. Hal ini menumbuh suburkan virus yang sudah ada pada diri saya. Dan semakin tinggi passion saya untuk menjadi tangan di atas.

Untuk mewujudkan hal di atas, bermula dari hanya sekedar pedagang baju renang muslimah. Sekarang kami sudah mulai menapaki langkah ke jenjang selanjutnya, yaitu menjadi produsen. Iya, walaupun kecil-kecilan (hanya tiga mesin jahit dan baru dua orang pekerja) tapi kami mulai serius untuk belajar ”mainan” baru ini. Yup, sesuai dengan moto blog ini, ”belajar sepanjang hayat”. Mulai dari pengetahuan dasar bahan, pricing, manufacturing, marketing, sistem akutansi kami pelajari secara perlahan tapi pasti. Sepertinya bidang Garment ini adalah passion kami disamping makanan.

Seperti yang diucapkan pada kalimat awal tulisan ini, Alhamdulillah..., ada pesanan yang datang dari luar negeri. Untuk itulah para pekerja dengan sibuknya mempersiapkan pesanan ini dengan sebaik-baiknya. Untuk mengingatkan awal perjuangan kami nantinya, saya mendokumentasikan kegiatan ini.

Selamat menikmati gambar di bawah ini. Inilah langkah awal kami menjalani perjalanan penuh liku ini, let’s the journey begin !!!


Penjahit lagi serius mengerjakan order pertama..

Nampak penjahit sedang enjoy dengan kerjaannya.



Bahan-bahan yang baru dibeli.





Masih berantakan, maklum baru dibeli sudah langsung dipesan oleh customer.

It's Just a Game

Collide... Bahasa Indonesianya sih bertubrukan. Kata itulah yang tepat untuk menggambarkan kondisiku saat ini. Bagaimana tidak? Di saat aku sedang mengejar score TOEFL dan GMAT yang tinggi, entah kenapa kerjaan di kantor semakin bertubi-tubi, hampir-hampir membuat aku burn out.Padahal aku harus meraih score tinggi agar aku bisa menjadi research assistant disamping mendapat scholarship di perguruan tinggi yang aku incar. Aku hampir tidak bisa belajar pada malam harinya akibat kelelahan

Akan tetapi, yang membuatku bisa mengendorkan syaraf yang sudah menegang akibat overloaded di kantor adalah growth disalah satu bisnisku sedang tumbuh. Aku kembali excite.

Itulah sepenggal kisah seseorang dari tempat yang nun jauh di sana. Tentunya kita semua pernah mengalami, walaupun bukan hal yang sama tetapi secara substansi sama dengan masalah di atas.

Berat atau tidaknya problematika kehidupan sebenarnya tergantung dari cara kita menghadapinya. Jikalau positive thinking yang kita kedepankan, Insya Allah segala permasalahan akan terasa ringan di pundak kita.

Ada tips dan tricknya lho... Walaupun sederhana, tapi ini berdasarkan pengalaman saya sendiri. Pada kasus di atas, bisa saja kita affirmasi di dalam diri kita dengan mengucapkan kalimat-kalimat sederhana seperti di bawah ini:

- Aku bisa mengatasi hal ini, keadaan ini adalah latihan agar aku terlatih mengerjakan tugas2 kuliah MBA nanti secara multi tasking.

- Alhamdulillah, kalau saya diberi kerjaan yang sebenarnya untuk porsi 2 orang artinya saya dipercaya menyelesaikan tugas itu. Ini menandakan saya bagus dalam bekerja.

- Crash begini mah, biasa dalam menjalani kehidupan ini, jika saya melewati masa ini dengan sukses, berarti saya sukses dan lulus dalam ujian di sekolah kehidupan.

- Ini sich seumpama game, jika saya ingin naik ke level berikutnya pasti harus mengalahkan musuh yang terberat dan tersulit. Dengan adanya problem ini, menandakan saya akan naik ke level berikutnya.

- Berarti ini semakin memantapkan aku pensiun dini, lebih baik ngurus bisnis sendiri daripada jadi pegawai yang waktunya semakin terbatas karena kerja terus dari pagi sampai malam.

Banyak kalimat2 positif lainnya, tergantung dari kreatifitas otak kanan anda. Sebaiknya sewaktu berafirmasi, otak dalam keadaan theta (keadaan nyaman, santai, tenang). Memang sih, kalimat di atas terkesan sederhana, akan tetapi jikalau kita optimis maka hasilnya bisa merubah hidup anda (dengan izin Allah tentunya) dari yang tadinya pesakitan menjadi manusia pembelajar yang optimis.

Sebenarnya ada satu lagi yang benar-benar bisa membuat kita tenang dan optimis disaat kesulitan mendera, dan itu sudah dibuktikan oleh Suri tauladan kita. Hal ini juga telah dipraktekkkan oleh para sahabatnya dan generasi penerusnya yang shalih. Apa itu? Tidak lain tidak bukan adalah berdoa kepada Yang Maha Penolong. Saya merekomendasikan buku yang berjudul Do'a & Wirid,karangan Yazid bin Abdul Qadir Jawas, terbitan Pustaka Imam Syafii. Isinya ada tentang doa ketika mengalami kesulitan, kesedihan, doa agar terhindar dari kemalasan, dan lain-lain.

Written by:
Abu Afra
Juni 07

Pegawai yang punya karyawan

Sharing sabtu pagi di milis TDA:

Pegawai yang punya karyawan

Mengawali sharing ini hanya satu kata yang dapat saya ucapkan , “Alhamdulillah”….. Dalam rangka mengimplementasikan ayat terakhir surat Ad-Duha yang artinya,”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan/sebutkan”, walaupun saya jarang posting di milis, tapi kali ini saya paksakan diri untuk menyebut-nyebut kenikmatan ini pada milis tercinta. Milis dimana sebenarnya merupakan sebuah jaringan kerja, dan milis yang “membakar” motivasi saya untuk menjadi tangan di atas.

Bulan maret ini adalah bulan yang berkah bagi saya, karena bulan ini saya melakukan double action. Saya beranikan diri untuk membuka counter chicken & burger dengan modal pas-pasan yang berasal dari gaji yang saya dapat dan dari sebagian keuntungan bisnis baju renang muslimah saya. Proses pencarian karyawan (saya menyebutnya rekan kerja) inipun cepat, dibantu oleh tetangga saya yang mensurvey orang-orang “pengangguran” yang ingin bekerja dengan jujur, langsunglah saya ajak mereka sebagai tim untuk menjadi juru masak dan penjaga counter saya. Setelah beberapa lama menjalankan bisnis ini bersama istri seorang diri, maka pada bulan ini, resmilah saya menjadi pegawai yang punya karyawan.

Sebagai amphibi, saya mempunyai dua perasaan. Perasaan senang ketika menerima gaji dari kantor, dan perasaan sangat senang ketika bisa menggaji orang. Walaupun baru punya dua karyawan, tetapi saya bersyukur telah membantu mereka dalam mencari nafkah untuk keluarganya.

Memang untuk hidup di “dua alam”, kita tidak fokus dalam mengekspresikan diri, bisa-bisa karir tidak bagus dan juga bisnis malah merugi. Akan tetapi, untuk mengeliminir itu semua, saya percayakan istri tercinta untuk mengurus operasional sehari2 sementara saya tetap bekerja di kantor.

Oleh karena itu, saya punya “big dream”, yaitu: akan menjadi orang yang pertama kali mendaftar jika ada program pensiun dini dari perusahaan sekarang. Setelah kasak kusuk mencari informasi dikantor, dalam dua tahun mendatang akan ada program pensiun dini. Mudah-mudahan disetujui, sebab dalam program pension dini kemarin, salah satu syaratnya adalah usia tertentu dan pengalaman kerja minimal 5 tahun. Oleh karena masa kerja saya belum mencukupi, dan usia masih tergolong “muda” (itu menurut mereka lho, bukan kata saya), jadi saya tidak bisa mengikuti program tersebut. Setelah pensiun dini saya akan fokus membesarkan bisnis saya seperti besarnya bisnis Pak Haji Alay.

Untuk yang “memajukan diri” (pensiun) tahun ini, seperti Pak Eko June, Pak Hadi, Pak Yoyok, selamat atas pilihan Anda, semoga sukses. Doakan agar saya menyusul Anda…..

Demikian sharing pertama saya, mudah2an ada kesempatan untuk bisa sharing lagi.

Wassalam,

Abu Afra / Irwin J Z

http://abuafra.blogspot.com

Pengaruh Lingkungan

Segala sesuatu dari lingkungan di sekitar kita ternyata memang berpengaruh banyak pada diri dan sikap kita dalam mengarungi kehidupan ini. Walaupun yang sangat berpengaruh dalam baik buruknya etos kerja kita adalah dari dalam diri kita sendiri, yang dalam istilah kerennya Internal Motivation. Akan tetapi, faktor eksternal ini dapat menumbuh suburkan motivasi di dalam diri ini.

Melalui pelajaran dari para orang tua kita dulu, barang siapa yang berteman dengan tukang besi ,setidaknya akan terkena percikan apinya dan barang siapa yang berteman dengan tukang minyak wangi, dia akan terkena percik harum yang keluar dari minyak wangi tersebut. Oleh karena itu, pantaslah jika kita ingin mengetahui lebih dalam tentang seseorang, lihatlah dengan siapa dia berteman dengan akrab. Umumnya, para penuntut ’ilmu bergaul akrab dengan penuntut ’ilmu lainnya. Mereka berkawan akrab untuk saling berbagi ’ilmu dan berdiskusi tentang bahasan yang dianggap penting untuk dikupas. Mereka tidak mau kehilangan waktu yang berharga hanya untuk berkumpul hangat dengan para penjudi, tukang maksiat, dan lain-lain. Akan tetapi, dengan berlandaskan kepada ’amar ma’ruf nahi munkar, mereka biasanya berbicara kepada orang-orang tersebut hanya untuk saling mengingatkan yang haq dan dengan kesabaran, itu saja tidak lebih.

Saya sebagai orang tua, merasa ”ngeri” melihat fenomena sekarang yang terlihat vulgar di depan mata. Hampir setiap jam, ada kasus pemalakan, penodongan, dan kasus kejahatan lainnya. Ada lagi berita yang tidak kalah heboh, banyak terjadi kasus perzinahan, apakah itu perkosaan atau atas dasar suka sama suka. Belum lagi kasus korupsi dan narkoba mulai dari level bawah sekali (rakyat) sampai level tinggi sekali (pejabat).

Tidak bosan-bosannya saya mengajak, wahai para orang tua, didiklah anak-anak kita dengan baik, bekali mereka dengan aqidah dan tauhid yang benar, berikan mereka alat-alat untuk mengarungi kehidupan dunia ini (ilmu, pendidikan, akhlaq, dan seterusnya). Ingatkan kepada mereka bahwa akan ada kehidupan setelah di dunia ini, tanamkan kepada mereka keimanan bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah di kampung akhirat nanti. Dan yang tidak kalah pentingnya, ciptakan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang mereka. Biarkan mereka bermain dan bereksplorasi dalam masa perkembangannya, asal berkumpul dengan kawan-kawannya yang tidak menjerumuskan mereka. Oleh karena itu, kita harus tahu dengan siapa anak kita bermain dan kita berikan batasan-batasan mana yang haq mana yang bathil. Kita awasi dan evaluasi hasil pelajarannya di universitas kehidupan ini.

Mudah-mudahan dengan langkah kecil ini, kita semua yang peduli melakukannya dengan serentak sehingga terbitlah generasi penerus yang menjadi generasi Rabbani, yang bisa memperbaiki keadaan rusak di negeri ini dan membawa rahmat bagi semesta alam.

Written by :
Abu Afra
[tulisan ini terinspirasi, karena ”shock” melihat perubahan kelakuan seorang anak yang ditinggal pergi jauh oleh orang tuanya, dan dia ternyata bergaul dengan orang-orang yang ”tidak benar”]