Pages

Kita Tidak Pernah Tahu


Masa depan adalah hal yang ghaib. Saya, anda, dan kita semua tidak pernah akan tahu seperti apa kita di masa depan. Kita hanya bisa berusaha, berencana, berdoa, namun Allah Ta'ala yang Maha Berkehendak.

Seperti halnya yang pernah saya alami. Saya pernah bersakit-sakit di sebuah kota di sebelah barat pulau Jawa demi mengejar kuliah di kampus idaman, namun akhirnya balik kembali untuk menempa hidup di pinggiran ibu kota. Dan petualanganpun dimulai, penuh lika-liku, sampai akhirnya ke detik saya menulis di blog ini sambil merenung.

Saat ini saya menemukan setitik makna tentang pengalaman hidup. Sebuah pengalaman yang membuat saya berpikir dan merenung bahwa ternyata pengalaman hidup yang kita alami, ibarat sekumpulan benang wol, sangat berguna sekali untuk merajut hidup selanjutnya.


merajut benang kehidupan



Dahulu ketika SMP entah kenapa, ayah saya ngotot mendaftarkan saya kursus bahasa Inggris di sebuah lembaga yang cukup ternama. Awalnya saya ogah-ogahan, waktu itu saya belum mengerti konsep hidup, belum memiliki visi yang jauh kedepan, pemikiran saya masih pendek, hanya memikirkan hidup untuk saat itu saja. Alhamdulillah, setelah terpaksa mengikuti les, saya bisa bertahan sampai level atas.

Waktu berlalu, saya gagal untuk meraih kampus impian dan jurusan/fakultas idaman. Nama saya tidak tercantum di koran pada hari pengumuman UMPTN. Sakit rasanya saat itu. Namun perjalanan hidup harus diteruskan, sayapun tertatih-tatih mengambil jalur alternatif. Dan akhirnya saya kembali pulang, setelah dua tahun berkelana di kota kenangan.

Akhirnya saya tinggal di kota harapan. Dan memilih jurusan yang tidak saya tengok sebelumnya saat saya SMA. Saya juga tidak tahu waktu itu, mengapa saya memilih sebuah jurusan yang tidak saya pikirkan sebelumnya yaitu teknik informatika. Entah karena di tahun 90-an hal itu sedang tren atau memang yang penting kuliah, atau sebagai pelarian. Entahlah. Pokoknya yang ada dipikiran saya adalah memulai bangkit kembali setelah meninggalkan kota kenangan menuju kota harapan.

Akhirnya saya menikmati dunia baru saya ini. Saya mengambil sertifikasi internasional dari CISCO, awalnya adalah CCNA. Entah apa yang ada dipikiran saya sewaktu mengambil test itu, entah karena gengsi (karena dalam tahun-tahun saya mengambil sertifikasi itu, pemegang sertifikat itu di Indonesia bisa dihitung dengan jari, apalagi yang tingkat lanjutan CCNP dan CCIE) atau karena hal lainnya.

Padahal sertifikasi ini tidak terpakai ketika saya bekerja di sebuah BUMN elit di Indonesia. Entah kenapa juga saya yang berulang-ulang ingin pindah unit ke bagian IP networking, namun tidak dilepas oleh management di bagian tersebut. Itu yang membuat saya tidak tahan dan ikut dalam program "golden handshaking".

Namun akhirnya saya menyadari bahwa pengalaman-pengalaman di atas ternyata adalah ibarat potongan mozaik, yang potongan itu menyatu menjadi sebuah gambar yang indah. Pengalaman-pengalaman itu menjadi modal saya untuk mendapatkan kepercayaan sebuah perusahaan pemerintahan di negeri seberang sana untuk me-manage IP networknya.


mozaik kehidupan



Semasa kuliah di kota harapan, Alhamdulillah saya dapat melahap buku-buku motivasi sehingga atas karunia Allah kemudian karena saya aktif membaca buku-buku tersebut dan berusaha mencari lingkungan baru yang inspiratif di kampus maka saya dapat bangkit dari terpuruknya gagal saat UMPTN.

Pada semester kelima, saya mencoba bersaing dengan puluhan mahasiswa lain untuk mendaftar menjadi asisten laboratorium pemrograman komputer. Alhamdulillah nama saya terpampang di kertas pengumuman yang ditempel di dinding depan lab setelah menyelesaikan serangkaian test dan interview. Itulah pengalaman mengajar saya secara formal yang pertama. Adapun secara informal, saya sering mengajarkan teman-teman sekolah dalam pelajaran yang mereka belum mengerti.

Saya aktif mengajar anak-anak tingkat satu dalam beberapa semester sebelum saya fokus kepada penyelesaian skripsi. Dengan pengalaman mengajar secara formal sewaktu kuliah, maka saya tidak berpikir panjang ketika ada tawaran dari teman untuk mengajar pengenalan komputer pada anak-anak tingkat satu pada sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi yang letaknya satu kota dimana saya tinggal. Jadwal mengajar hari jumat dan sabtu sehingga saya dapat mengatur waktu dengan pekerjaan saya di perusahaan BUMN elit.

Saya mencintai dunia anak, terutama dunia pendidikan anak. Dengan dasar itulah saya memberanikan diri untuk bertransformasi menjadi praktisi Homeschooling di negeri seberang. Sampai saat ini saya enjoy untuk melakukan aktivitas pembelajaran bersama anak.

Pengalaman-pengalaman ini jugalah yang dapat menjadi modal saya sekarang untuk aktif dan merintis tempat belajar Rumah Belajar 'Aarifa. Sebuah rumah sebagai tempat belajar bersama dengan anak-anak. Sebuah aktivitas menyenangkan yang sekarang saya geluti bersama anak-anak.

Saya membuat blog baru untuk mendokumentasikan aktivitas pembelajaran saya bersama anak-anak yaitu Blog Rumah Belajar Aarifa.

Kita tidak pernah tahu tentang masa depan, apakah aktivitas ini merupakan salah satu fondasi untuk merintis sebuah learning center di negeri awan? Ya, kita tidak pernah tahu...