Berdagang adalah salah satu ikhtiar dalam mencari nafkah. Jika diniatkan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri dan tidak minta minta kepada orang lain, juga dapat menafkahi istri, anak anak dan orang tua. Ini adalah amalan yang mulia.
Akan tetapi banyak teman teman yang melakukan amalan ini dengan seadanya. Mereka berdalih berdagang adalah urusan dunia, mempelajari ilmu marketing, mempelajari keuangan agar dapat memanage keuangan, dan seterusnya juga ilmu dunia.
Mereka mengatakan kita harus mengutamakan akhirat, jika kita mengutamakan akhirat maka dunia akan datang kepada kita dalam keadaan hina.
Mungkin karena itulah maka mereka berdagang dengan seadanya saja, setiap harinya kegiatannya sama, pagi datang ke toko, lalu menunggu pembeli dengan pasif, sore pulang ke rumah. Kalo saya ibaratkan dengan makanan, aktifitasnya terasa hambar. Tidak ada usaha untuk berbuat yang lebih dari sebelumnya. Tidak ada kamus ketekunan (berusaha keras) disana. Sehingga hasil yang didapatpun juga "hambar" saja.
Jadinya bisa kita tebak, si pemilik modal ini merasa kesal kepada si pelaku usaha. Itulah pengalaman seseorang yang bisa kita ambil pelajaran didalamnya.
Oleh karena itu, saya tekankan kepada diri saya sendiri khususnya dan kepada teman teman, teruslah menuntut ilmu dan ilmu itu buahnya adalah amalan. Jika kurang mengerti sesuatu, bertanyalah kepada ahlinya (ulama).
Ini catatan yang kita harus memahami lagi materinya untuk kita amalkan, Insya Allah:
- Tentang prinsip Qana'ah
Akan tetapi banyak teman teman yang melakukan amalan ini dengan seadanya. Mereka berdalih berdagang adalah urusan dunia, mempelajari ilmu marketing, mempelajari keuangan agar dapat memanage keuangan, dan seterusnya juga ilmu dunia.
Mereka mengatakan kita harus mengutamakan akhirat, jika kita mengutamakan akhirat maka dunia akan datang kepada kita dalam keadaan hina.
Mungkin karena itulah maka mereka berdagang dengan seadanya saja, setiap harinya kegiatannya sama, pagi datang ke toko, lalu menunggu pembeli dengan pasif, sore pulang ke rumah. Kalo saya ibaratkan dengan makanan, aktifitasnya terasa hambar. Tidak ada usaha untuk berbuat yang lebih dari sebelumnya. Tidak ada kamus ketekunan (berusaha keras) disana. Sehingga hasil yang didapatpun juga "hambar" saja.
Jadinya bisa kita tebak, si pemilik modal ini merasa kesal kepada si pelaku usaha. Itulah pengalaman seseorang yang bisa kita ambil pelajaran didalamnya.
Oleh karena itu, saya tekankan kepada diri saya sendiri khususnya dan kepada teman teman, teruslah menuntut ilmu dan ilmu itu buahnya adalah amalan. Jika kurang mengerti sesuatu, bertanyalah kepada ahlinya (ulama).
Ini catatan yang kita harus memahami lagi materinya untuk kita amalkan, Insya Allah:
- Tentang prinsip Qana'ah
- Tentang kita harus mengerjakan sebab sebab (ikhtiar) tapi jangan bergantung kepada sebab, akan tetapi bergantunglah kepada yang menciptakan sebab yaitu Allah Ta'ala. (Kalimat "kita tidak boleh bergantung kepada sebab melainkan bergantung kepada Allah", bukan berarti kita tidak harus melaksanakan sebab)
- Tentang hadits nabi yang sangat penting untuk diamalkan yaitu yang diantaranya berbunyi "barang siapa yang tujuan akhirnya adalah akhirat, maka disatukan urusannya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina" Hadits lengkapnya silakan bertanya pada ustadz.
- Tentang prinsip ibadah, perbuatan atau amalan apa saja yang digolongkan kepada ibadah yang Allah Ta'ala berikan ganjaran kepada pelakunya.
- Tentang muamalah, baik kepada Allah maupun kepada makhluk (sesama manusia, hewan, dan lain lain).
- Tentang iman dan ridha kepada takdir (baik dan buruk)
- Tentang prinsip ketekunan dalam melakukan kegiatan atau amalan.
إِنَّ الَّلهَ
يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلا أَنْ يُتْقِنَهُ
Sesungguhnya Allah
menyukai jika salah satu dari kalian melakukan amalan yang dilakukan dengan
tekun (HR. Baihaqi)
Dan masih banyak lagi ternyata....
Ibarat kolam, ternyata ilmu kita masih cetek. Masih ribuan kitab dari ulama yang belum kita baca. Sementara waktu terus berjalan.....
Semoga kita dikaruniai hidayah taufiq agar terus menuntut ilmu, mendapatkan pertolongan Allah agar kita dapat mengamalkannya, serta ikhlas dalam mengamalkannya..