Pages

Mengapa saya pensiun dini?

“Wah, gila loe win. Banyak orang yang mau masuk sini, elo malah mau keluar”, kata seorang teman. “Dunia lagi resesi, banyak pengangguran, kamu malah mau pensiun, sudah dipikirkan lagi tuh keputusan?”, tambahnya. Banyak nada miring dan fals terdengar ketika saya mengemukakan niat saya mengenai pensiun dini dari sebuah perusahaan BUMN besar ini. Hanya satu respon yang bisa saya keluarkan kepada mereka, yaitu senyum…

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Dari rekan satu komunitas, malah saya mendapat nada positif sebagai pengganti nada miring dan fals, bahkan nada nada itu terasa enak terdengar ditelinga. Mereka menyemangati saya dan sekaligus menasehati saya. Lagi lagi hanya satu respon yang bisa saya berikan kepada mereka, yaitu senyum…

Keputusan ini bukanlah keputusan yang diambil dari pemikiran sejam, sehari, seminggu, berhari hari. Hal ini adalah hasil dari perenungan bertahun tahun. Perjalanan ini dimulai sejak lima tahun lalu, disaat perasaan jenuh mulai melanda. Pertama tama, saya berusaha untuk menjalani dengan enjoy, saya berharap pekerjaan ini lama kelamaan menjadi passion saya. Akan tetapi semakin lama ditekuni, semakin beratlah beban kejenuhan yang menggantung di punggung saya. Akhirnya, saya berusaha untuk mencari bidang lain yang sesuai dengan passion saya. Kawan, pelajaran nomor 14 adalah jika anda bekerja sesuai passion, seberat apapun beban yang melanda, anda akan jalani dengan senang. Sedangkan pelajaran nomor 15 adalah anda akan merasa cepat jenuh, lama kelamaan akan jatuh ke fisik anda jika dipaksakan, jika anda bekerja tidak sesuai passion anda.

Itulah kawan, Alhamdulillah, setelah cari sana dan kejar sini, akhirnya saya sudah mendapat lima kali kesempatan pindah bidang atau pindah unit kerja. Mau tahu kelanjutannya kawan? Semuanya belum berhasil, karena sang bos masih mempercayai saya untuk bekerja di bidang yang aku jalani (baca: tidak boleh pindah). Walhasil sampai 8 tahun berturut turut, saya berjuang untuk bekerja di bidang ini, dengan job description yang sama, job role yang sama, lingkungan yang sama, permasalahan yang sama, kerjaan yang sama, rasa bosan yang sama, kejenuhan yang sama, dan perasaan sama yang lainnya.

Saya berusaha menerima, karena saya sudah belajar bahwa pekerjaan itu adalah amanah, tidak boleh makan gaji buta, bekerja untuk menafkahi keluarga adalah ibadah. Tapi ya itu, kerja saya tidak maksimal. Daripada masalah ini makin dalam dan malah lari ke fisik saya (bener lho, ada beberapa temen angkatan yang baru ketemu bilang,”kamu kok kurusan ya Win, habis sakit ya?”) Waduh, saya berpikir sepertinya bertahan disini sudah tidak sehat nih.

Akhirnya, saya mengambil pelarian, pelarian yang positif tentunya. Saya ikut komunitas Tangandiatas (TDA) dan komunitas Pengusaha Muslim (KPMI). Lama lama saya merasa enak juga nih pelarian ini. Sayapun berbisnis. Lika liku wirausaha saya bisa dilihat pada postingan sebelumnya di blog ini. Saya merasa senang sekali, Alhamdulillah, ada transferan uang masuk, sebelum tanggal gajian. Ada sensasi tersendiri ketika tanggal 1 saya menerima gajian, dan disaat yang sama saya membayar upah kepada orang lain yang membantu usaha saya.

Sayapun menunggu waktu yang tepat untuk keluar dari perusahaan sekarang dengan baik dan benar. Alhamdulillah, ada program pensiun dini. Sebenarnya dua tahun lalu, saya ingin mendaftar, tapi apa daya, saya kurang memenuhi syarat. Akhirnya saat saat yang ditunggu itupun datang juga. Tahun ini tahun 2011, dengan mengucapkan Bismillah, saya mendaftar. Setelah proses administrasi, interview, konseling, dan lain lain, diputuskanlah bahwa saya lolos sebagai karyawan yang disetujui pensiun dininya. Terima kasih perusahaanku, terima kasih atasanku, terima kasih … terima kasih…

Ingin dengar kelanjutannya kawan? Tunggu dulu, ini adalah bukan tujuan akhir. Ini adalah langkah awal sebuah perjalanan. Bisa saja nanti ditemui onak, duri, aral yang melintang, kubangan lumpur, jalan pendakian. Oleh karena itu saya mohon doanya kepada engkau kawan, agar perjalanan kami selamat sampai pulau harapan, selamat sampai diwafatkan oleh Allah dan bertemu dengan Nya kelak di kampung akhirat nanti.

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, saya meluluskan diri belajar di sebuah BUMN besar, untuk kemudian belajar lagi di universitas kehidupan pada fakultas bisnis. Sesuai kan dengan motto blog ini, pembelajar sepanjang hayat? #eaaa

Sebenarnya tidak cukup satu halaman blog ini, jika saya uraikan satu persatu proses ini (lagian saya pegel ngetiknya… ) Hal ini juga dikarenakan supaya kawan tidak bosan dalam mengunjungi blog ini, Insya Allah saya akan lebih aktif lagi untuk sharing pengalaman. Ditunggu sharing selanjutnya ya…

1 comments:

afan said...

selamat ya Pren....semog akamin sukses.....amiin