Pages

PARADOKS BANGSAKU

Tulisan ini terinspirasi dari sepulangnya saya dari dinas di luar kota Jakarta. Kebetulan saya singgah di masjid cukup besar yang letaknya di pinggir jalan. Saya shalat di tempat yang berdekatan dengan toilet. Bertepatan dengan rakaat ke dua, aroma pesing dan berbagai macam bebauan hinggap di hidung saya, sehingga otak sayapun meresponnya dengan pertanyaan menggelitik "Orang yang buang air tidak menyiram atau petugas masjid tidak membersihkannya ya?". Akhirnya setelah shalat, saya beristighfar 3x sambil memohon ampun karena kekhusyuan shalat tidak terjaga dengan baik.

Di dalam mobil, saya jadi merenung, bukankah Rasul kita mengajarkan tentang kebersihan, kerapihan, dan keteraturan. Bagaimana bisa orang yang mengaku cinta Rasul tetapi tidak menjalankan sunnah Rasul yang mulia yaitu menjaga kebersihan, mempertahankan kerapihan dan istiqamah dengan keteraturan.Pikiran saya menerawang jauh melanjutkan renungan tadi.Di dalam mobil sambil menikmati perjalanan, saya pun melihat beberapa hal paradoks yang terjadi pada bangsa kita.

Cobalah lihat, betapa banyak sumber daya alam, sumber daya manusia yang dikaruniakan Allah kepada kita, tetapi bangsa kita adalah salah satu yang menjadi negara miskin di dunia ( saya tidak tahu apakah sekarang disebut negera berkembang, miskin atau sebutan lainnya ).Seharusnya dengan mempunyai sumber daya alam yang melimpah serta SDM yang banyak kita dapat menjadi bangsa yang kaya dan menguasai perekonomian dunia.

Begitu banyak muslim Indonesia pergi ke makkah untuk haji ( bahkan setiap tahunnya jama'ah Indonesia terbesar dibanding negara lainnya ), tetapi bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang korup, mulai dari level bawah sampai atas.

Katanya bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, baik, dan sopan. Nyatanya banyak aksi anarkis akibat calonnya kalah dalam pilkada. Massa yang memukuli dan membakar orang yang disangka mencuri kerap terjadi. Ingat kisah seorang pemulung yang ingin membawa jenazah anaknya ke Bogor dimana tak satupun yang peduli kepadanya?

Paradoks..... Itulah kata yang tepat menggambarkan perasaan saya yang sedang berkecamuk ini.

Mungkin benar apa yang dikatakan Yusuf Islam ( penyanyi yang bernama asli Cat Steven ), Alhamdulillah saya mempelajari Islam dengan tidak melihat dan mengamati orang Islam, tetapi saya mengkaji Islam melalui prinsip yang diajarkan Alquran dan sunnah. Rasul telah mengajarkan kepada kita untuk bersih, sehat, disiplin, kerja keras, mandiri, ramah, saling mencintai, jujur. Pokoknya mulai dari hal-hal yang kecil seperti masuk WC, memakai pakaian, sampai kepada masalah kenegaraan diatur oleh Islam yang sempurna ini. Sayangnya ajaran mulia ini tidak dijalankan sepenuhnya oleh kita.

Marilah kita tingkatkan ruh dan spiritualitas keberagaman kita agar berbuat ihsan disegala hal. Yang paling penting adalah tingkatkan dan amalkan 'ilmu syar'i sebagai bekal kehidupan dunia dan akhirat. Melalui ilmu itu kita akan mempunyai manhaj (metoda) yang benar dalam menapaki dunia ini menuju ke kampung akhirat nanti.

by:
Abu Afra

0 comments: