Kemarin (24 Agustus 2006), secara tak sengaja saya tersesat di dunia maya dan menemukan situs
Tim Olimpiade Komputer Indonesia dan
Tim olimpiade fisika Indonesia . Ternyata, anak-anak Indonesia secara intelektual tidak kalah dibanding dengan negara maju lainnya. Buktinya Sindu yang menjadi top coder bersama programmer dari negara Rusia dan Amerika serikat dan mendapat $150,000 yang disponsori oleh AMD. Ada lagi anak-anak cemerlang Indonesia yang mendapatkan medali emas olimpiade fisika akhir-akhir ini.
Kemarin pula saya membaca e-mail yang berisi bahwa ada seorang anak yang belum menginjak remaja yang sudah hapal Al Quran 30 juz. Ada juga yang hapal hadits-hadits dan menguasai bahasa Arab hasil dari homeschooling.
Ternyata ada secercah harapan untuk bangkit bagi bangsa ini. Akan tetapi aku tidak tahu karena apa berita-berita seperti ini kurang terdengar di masyarakat kita. Justru yang terdengar adalah gosip-gosip artis yang berseliweran di kaca-kaca TV masyarakat Indonesia. Mungkin ini cermin sebagian besar orang kita yang suka ghibah dan senang mendengar issue-issue yang sampah itu. Yang membuat hati miris lagi, banyak anak-anak yang lebih hapal lagu orang dewasa yang berisi percintaan (baca : perzinahan), khayalan dan angan-angan, daripada orang dewasa itu sendiri.
Alhamdulillah, aku dan istri sebagai murabbi (pendidik) anak-anak kami, telah bersepakat menggunakan TV hanya untuk menyetel VCD pendidikan seperti anak jenius, profesor cilik, dan lain-lain. Sebisa mungkin kami tidak menonton TV kecuali sedikit saja, misalnya acara teknologi, pendidikan, berita terkini. Dan memang acara itu menempati porsi yang sangat sedikit sekali, diluar itu TV kami matikan. Ada banyak manfaat yang didapat, diantaranya: hemat listrik, hemat waktu (menggunakan waktu lebih banyak ke yang bersifat produktif), dan mudah-mudahan tidak tercemari oleh hal-hal yang negative, anak kita juga lebih banyak bermain dan bersosialisasi untuk mengembangkan syaraf motorik dan sensorik ketimbang duduk pasif di depan TV, orang tua lebih banyak waktu mendongeng untuk anak agar tercipta hubungan emosional positif dibanding anak tersebut mendapat cerita-cerita langsung dari TV.
Wahai para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersama-sama berusaha mendidik anak kita. Marilah bermain, bercanda, membaca, dan melakukan aktifitas positif bersama anak. Kenalkanlah semenjak dini pada anak tentang pencipta alam semesta beserta isinya ini, nabinya, Al-qur’an, ibadah wajib, akhlak yang baik, dan hal-hal positif lainnya yang bermanfaat. Melalui blog ini, aku harap masing-masing dari kita yang membacanya dapat menerapkannya sehingga terbentuk komunitas peduli pendidikan, dari situlah tercipta generasi rabbani yang pada akhirnya terbentuk suatu masyarakat madani.
Written by:
Abu Afra
Agustus 2006Akhir Rajab 1427