Coretan kisahku yang lalu tentang si Fulan ternyata bisa dijadikan pelajaran hidup terutama untukku yang menghuni dunia ini seumur jagung. Tiga hari setelah rakyat Indonesia merayakan kemerdekaannya, ada berita duka dari seorang temanku. Bermula dari pengumuman di milis bahwa salah seorang istri anggota milis membutuhkan darah AB karena terserang leukemia. Kebetulan darahku AB maka akupun menghubunginya.
Aku melihat ketegaran jiwa beliau, banyak ilmu yang didapat ketika berbicara dengannya. Akupun turut bersyukur ketika beliau SMS mengabarkan bahwa istrinya boleh pulang ke rumahnya untuk menemui kedua putranya. Dari cerita beliau tampak semangat hidup yang menyala dari istrinya. Aku kaget ketika beliau menghubungi untuk memintaku mendonorkan trombositku. Akupun berjanji untuk memenuhi permintaan itu esoknya. Tiba-tiba jam 2:30 AM ada SMS masuk. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, istri beliau akhirnya dipanggil Yang Maha Kuasa. Aku hanya bisa berdoa semoga beliau dan keluarga diberi kesabaran, semoga istri beliau dihapuskan segala dosa dan diberi rahmat oleh Yang Maha Pengasih.
Ada lagi kisah si Fulan lainnya. Dahulu, kesehatan financial keluarganya cukup baik. Semua serba tercukupi. Oleh karena ada suatu peristiwa yang cukup besar, dia mempunyai banyak hutang. Diakhir bulan dia pusing karena untuk membayar hutang tidaklah cukup hanya dari gaji yang diperolehnya.
Kalau diibaratkan, keadaannya adalah kembali ke titik nol. Bahkan boleh dikatakan negative. Beruntunglah dia, karena dia sudah sedikit banyak mempunyai bekal ilmu. Melalui ilmulah seseorang bisa selamat dunia akhirat, tuturnya. Walhasil, dengan ilmunya sebagai insan yang bertauhid, dia menyandarkan diri hanya pada Allah saja, meminta pertolongan hanya kepada Yang Maha Kaya lagi Yang Maha Pemurah.
Dari dua kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran seperti terdapat pada surat Al Baqarah:155 yang berbunyi:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang –orang yang sabar”
Written by:
Abu Afra
Rajab 1427 HAgustus 2006 M
Aku melihat ketegaran jiwa beliau, banyak ilmu yang didapat ketika berbicara dengannya. Akupun turut bersyukur ketika beliau SMS mengabarkan bahwa istrinya boleh pulang ke rumahnya untuk menemui kedua putranya. Dari cerita beliau tampak semangat hidup yang menyala dari istrinya. Aku kaget ketika beliau menghubungi untuk memintaku mendonorkan trombositku. Akupun berjanji untuk memenuhi permintaan itu esoknya. Tiba-tiba jam 2:30 AM ada SMS masuk. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, istri beliau akhirnya dipanggil Yang Maha Kuasa. Aku hanya bisa berdoa semoga beliau dan keluarga diberi kesabaran, semoga istri beliau dihapuskan segala dosa dan diberi rahmat oleh Yang Maha Pengasih.
Ada lagi kisah si Fulan lainnya. Dahulu, kesehatan financial keluarganya cukup baik. Semua serba tercukupi. Oleh karena ada suatu peristiwa yang cukup besar, dia mempunyai banyak hutang. Diakhir bulan dia pusing karena untuk membayar hutang tidaklah cukup hanya dari gaji yang diperolehnya.
Kalau diibaratkan, keadaannya adalah kembali ke titik nol. Bahkan boleh dikatakan negative. Beruntunglah dia, karena dia sudah sedikit banyak mempunyai bekal ilmu. Melalui ilmulah seseorang bisa selamat dunia akhirat, tuturnya. Walhasil, dengan ilmunya sebagai insan yang bertauhid, dia menyandarkan diri hanya pada Allah saja, meminta pertolongan hanya kepada Yang Maha Kaya lagi Yang Maha Pemurah.
Dari dua kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran seperti terdapat pada surat Al Baqarah:155 yang berbunyi:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang –orang yang sabar”
Written by:
Abu Afra
Rajab 1427 HAgustus 2006 M
0 comments:
Post a Comment