Waktu menunjukkan pukul 05.05 pagi, seperti biasa sehabis subuh, melakukan aktifitas rutin dalam rangka persiapan menuju tempat kerja, tiba-tiba ada suara mengeluh kesakitan dari samping, ternyata sang istri sudah merasakan ”tibalah saatnya lahiran”. Oleh karena sudah pengalaman dua kali, tanpa berpikir panjang lagi, pergilah kami ke rumah sakit Hermina Bogor.
Alhamdulillah, dibulan yang sama dan tepat seminggu setelah tanggal Rasulullah lahir yaitu 19 Rabiul Awal, sang calon enterpreneur itu lahirlah !!! Seperti dua kakaknya yang terlebih dahulu lahir ke dunia, calon enterpreneur ini juga mudah dalam proses persalinannya. Jam 5 pagi kontraksi, sampai Rumah Sakit 5.30, dan lahir tepat pukul 6.05 pagi. Segala puji bagi Allah yang telah mengaruniai kami anak laki, setelah dua putri kami hadir ke dunia. Lengkaplah sudah.
Sampai akhirnya, datanglah telepon itu. Ketika saya telah menanam ari-ari, dan beristirahat, datang telepon dari dokter di ruang perinatologi. ”Pak, penting, harap ke sini segera, ada yang saya bicarakan”, ujarnya. Singkat cerita dengan cepat tapi pasti saya melajukan mobil untuk segera ke sana agar mengetahui kondisi yang sebenarnya. Katanya ”jagoan” saya napasnya cepat, mungkin ada ”sesuatu” di paru-parunya, dan dokter perina ingin meminta persetujuan saya untuk diletakkan diruangan khusus, seperti ICU-nya tetapi untuk anak bayi, yaitu perinatologi.
Oh ya, sebelum ke rumah sakit, saya sempatkan diri untuk tenang dan surfing sebentar mencari informasi mengenai napas cepat pada bayi. Hal itu bisa disebabkan kelainan jantung bawaan, tertelan air ketuban, peradangan paru-paru, dan lain-lain. ”Yaaa.. Allah...”, jeritku dalam hati. Dalam perjalanan kerumah sakit, saya tidak melihat speedometer mobil, yang saya ingat hanyalah saya menekan pedal gas sedalam-dalamnya, sambil berpikir dan merenung.
Akhirnya, tiga hari telah berlalu. Sang ibu, sudah boleh pulang. Sang ”jagoan” belum boleh pulang. Duh, sayangnya...Kami tetap konsisten untuk memberi ASI, oleh karena itu tiap dua jam sekali kami antarkan ASI yang sudah diperas ke rumah sakit tersebut. Hal ini kami lakukan selama 5 hari.
Oleh karena kerinduan yang sangat mendalam untuk menggendongnya, membelainya, dan berinteraksi dengannya maka ”jagoan” kami beri nama SYAUQI, yang artinya kerinduanku atau kecintaanku.
Duhai anakku, sehat ya biar cepat pulang
Waktu terus berjalan dan akhirnya dengan pertolongan Allah, Syauqi membaik dan sampai detik ini tumbuh sehat. Segala Puji bagi Allah.... Syauqi, kamu memang kuat, menghisap susu dengan rakus, tumbuh dengan sehat, badannya padat, matanya sudah dapat memandang objek. Itulah modal jadi enterpreneur Syauqi.. Tak salah jika kami berucap, ” Dan lahirlah sang calon enterprenur itu............................”
0 comments:
Post a Comment