Beberapa pekan lalu, saya dapat event invitation melalui facebook dari salah seorang friend untuk menghadiri kajian atau orasi ilmiah yang diadakan di masjid Istiqlal, jakarta. Seorang professor doktor dari universitas Madinah adalah orang yang memberikan kajian ilmiah pada acara tersebut. Temanya adalah mengenai sebab sebab kebahagiaan. Acara berlangsung pada tanggal 17 Januari kemarin.
Sempat beberapa hari saya tidak merespon invitation di atas. Setelah saya pikir karena temanya sesuai dengan apa yang selama ini saya cari, akhirnya saya memutuskan untuk menekan tombol yes. Ini artinya saya memutuskan datang ke acara tersebut. Alhamdulillah, ada beberapa tetangga dan teman yang juga haus akan kebahagiaan menyatakan diri ikut. Kami memutuskan naik kereta, turun di stasiun juanda, dan jalan kaki menuju ke masjid istiqlal.
Subhanallah, sampai di stasiun, saya lihat kanan dan kiri banyak sekali motor dan mobil terparkir di sana sini. Lautan manusia tampak bergegas menuju masjid. Pantas saja, menurut Republika Online terdapat kurang lebih 105 ribu orang hadir pada saat itu. Nampaknya mayoritas yang datang juga sepertinya sama dengan kami, yaitu haus kebahagiaan dan ingin menuntut ilmu bagaimana cara mencapai bahagia. Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Pelajaran yang saya ingat sampai detik saya menulis blog ini adalah, ada tiga hal sumber kebahagiaan. Artinya jika ingin bahagia, seharusnya kita melaksanakan tiga hal ini. Yang pertama adalah bersyukur, kedua adalah bersabar, dan yang terakhir adalah istighfar. Ketiga hal ini jika dikupas lebih dalam sebenarnya adalah siklus kehidupan sepanjang hayat kita. Disadari bahwa, seluruh hidup kita, kita akan mengalami apa yang namanya anugrah atau nikmat atau pemberian yang kita harapkan dan kita senangi. Selain itu, kita juga akan mengalami musibah atau kegagalan atau pengalaman yang tidak mengenakkan menurut pendapat kita atau penyakit dan lainnya. Disamping itu, selain ketaatan kepada Allah, sebagai manusia kita juga sering melakukan maksiat baik yang kita sadari maupun tidak. Siklus hidup inilah, kadang taat kadang maksiat, kadang senang kadang duka, yang kita lakoni sampai akhir hayat ini.
Jika kita mendapat anugrah, yang harus kita lakukan adalah bersyukur. Bersyukur, selain ibadah hati adalah ibadah anggota badan lainnya. Artinya selain mengucap hamdalah, kita juga harus menggunakan nikmat yang diberikan dijalan Allah bukan menggunakan nikmat tadi untuk melakukan maksiat atau dosa.
Lain waktu, jika kita mendapat musibah, yang harus dilakukan adalah bersabar. Bersabar pada pukulan (kejadian) pertama. Kita akan mendapat pertolongan Allah, jika kita meminta pertolongan melalui sabar dan shalat. Itu janji Allah, dan Allah adalah Maha Menepati Janji.
Sebagai manusia yang tak pernah luput dari dosa, di waktu tertentu kita taat kepada Allah, dilain waktu kita berbuat maksiat dan dosa. Jika kita berbuat dosa, istighfar dan bertaubat adalah amalan yang seharusnya dikerjakan oleh kita. Janganlah berputus asa dari rahmat Allah, itu adalah perintah Allah. Ini artinya Allah Maha Pengampun. Dengan beristighfar dan berdzikir, hati menjadi tenang. Itu janji Allah. Dengan ketenangan yang kita gapai, otomatis kebahagiaan akan kita raih.
Tiga hal ini saling terkait, maksudnya jangan mengerjakan salah satu dan lalai mengerjakan hal lainnya. Tiga tiganya harus istiqomah dijalankan sepanjang hayat kita agar sepanjang hidup kita meraih kebahagiaan. Itulah salah satu intisari yang dapat saya ingat dari kajian ilmiah dari syaikh Abdul Razzaq ini. Semoga dapat sama sama kita implementasikan di keseharian kita. Aamiin..
Sempat beberapa hari saya tidak merespon invitation di atas. Setelah saya pikir karena temanya sesuai dengan apa yang selama ini saya cari, akhirnya saya memutuskan untuk menekan tombol yes. Ini artinya saya memutuskan datang ke acara tersebut. Alhamdulillah, ada beberapa tetangga dan teman yang juga haus akan kebahagiaan menyatakan diri ikut. Kami memutuskan naik kereta, turun di stasiun juanda, dan jalan kaki menuju ke masjid istiqlal.
Subhanallah, sampai di stasiun, saya lihat kanan dan kiri banyak sekali motor dan mobil terparkir di sana sini. Lautan manusia tampak bergegas menuju masjid. Pantas saja, menurut Republika Online terdapat kurang lebih 105 ribu orang hadir pada saat itu. Nampaknya mayoritas yang datang juga sepertinya sama dengan kami, yaitu haus kebahagiaan dan ingin menuntut ilmu bagaimana cara mencapai bahagia. Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Pelajaran yang saya ingat sampai detik saya menulis blog ini adalah, ada tiga hal sumber kebahagiaan. Artinya jika ingin bahagia, seharusnya kita melaksanakan tiga hal ini. Yang pertama adalah bersyukur, kedua adalah bersabar, dan yang terakhir adalah istighfar. Ketiga hal ini jika dikupas lebih dalam sebenarnya adalah siklus kehidupan sepanjang hayat kita. Disadari bahwa, seluruh hidup kita, kita akan mengalami apa yang namanya anugrah atau nikmat atau pemberian yang kita harapkan dan kita senangi. Selain itu, kita juga akan mengalami musibah atau kegagalan atau pengalaman yang tidak mengenakkan menurut pendapat kita atau penyakit dan lainnya. Disamping itu, selain ketaatan kepada Allah, sebagai manusia kita juga sering melakukan maksiat baik yang kita sadari maupun tidak. Siklus hidup inilah, kadang taat kadang maksiat, kadang senang kadang duka, yang kita lakoni sampai akhir hayat ini.
Jika kita mendapat anugrah, yang harus kita lakukan adalah bersyukur. Bersyukur, selain ibadah hati adalah ibadah anggota badan lainnya. Artinya selain mengucap hamdalah, kita juga harus menggunakan nikmat yang diberikan dijalan Allah bukan menggunakan nikmat tadi untuk melakukan maksiat atau dosa.
Lain waktu, jika kita mendapat musibah, yang harus dilakukan adalah bersabar. Bersabar pada pukulan (kejadian) pertama. Kita akan mendapat pertolongan Allah, jika kita meminta pertolongan melalui sabar dan shalat. Itu janji Allah, dan Allah adalah Maha Menepati Janji.
Sebagai manusia yang tak pernah luput dari dosa, di waktu tertentu kita taat kepada Allah, dilain waktu kita berbuat maksiat dan dosa. Jika kita berbuat dosa, istighfar dan bertaubat adalah amalan yang seharusnya dikerjakan oleh kita. Janganlah berputus asa dari rahmat Allah, itu adalah perintah Allah. Ini artinya Allah Maha Pengampun. Dengan beristighfar dan berdzikir, hati menjadi tenang. Itu janji Allah. Dengan ketenangan yang kita gapai, otomatis kebahagiaan akan kita raih.
Tiga hal ini saling terkait, maksudnya jangan mengerjakan salah satu dan lalai mengerjakan hal lainnya. Tiga tiganya harus istiqomah dijalankan sepanjang hayat kita agar sepanjang hidup kita meraih kebahagiaan. Itulah salah satu intisari yang dapat saya ingat dari kajian ilmiah dari syaikh Abdul Razzaq ini. Semoga dapat sama sama kita implementasikan di keseharian kita. Aamiin..
0 comments:
Post a Comment