Pages

Pindah Kuadran

Tulisan ini terinspirasi dari penjelasan pak Yusef di blognya (http://yusefjh.blogspot.com). Terimakasih ya pak atas uraian pengalaman Bapak dimulai dari menjadi PNS kemudian pensiun dini setelah berkubang di dalam kehidupan amphibi (menurut istilah beliau).

Selama ini aku berdagang secara konvensional dan biasa saja. Oleh karena rutinitas dan kesibukan di kantor, aku tidak sempat melakukan perenungan dan pembelajaran tentang kecerdasan finansial. Setelah membaca bukunya Safir senduk, aku jadi tahu bahwa kesalahan terbesarku adalah mencampuradukkan keuangan dagangan dengan keuangan pribadi. Pantas saja, jumlah angka di buku rekening tabunganku tidak bertambah secara signifikan. Wong setiap keuntungan bisnis langsung aku pakai untuk keperluan sehari-hari yang tiada habisnya. Otomatis rekening tabungan daganganku tidak bertambah secara dahsyat.

Kembali ke bahasan pindah kuadran. Yang pertama harus kita lakukan adalah men-setting goal. Goal atau tujuan tersebut didapat dari akumulasi pembelajaran dan perenungan mendalam. Misalnya cita-cita jangka pendek kita adalah pindah kuadran, dari pekerja menjadi business owner. Setelah tahu tujuan jangka pendek, baru kita tentukan target. Ilustrasinya bisa digambarkan sebagai berikut:

-> Cita-cita jangka pendek: 1. Resign dari tempat bekerja.
2. Menjalankan bisnis sendiri.
-> Target: Resign 5 tahun kedepan.
-> Action: 1. Mulai detik kita menetapkan tujuan, saat itu pula kita hidup amphibi (sebagai pekerja dan sebagai bisnis owner)
2. Pisahkan tabungan yang diperoleh dari gaji dengan tabungan yang diperoleh dari
bisnis.
3. Dua tahun pertama, ambil target untuk mengambil mengambil 80% dari gaji dan 20% dari bisnis untuk keperluan rumah tangga sehari-hari.
4. Tetapkan target waktu, sampai akhirnya 0% dari gaji dan 100% dari bisnis kita
manfaatkan untuk keperluan rumah tangga sehari-hari.

Langkah 4 ini diperlukan sebagai persiapan mental agar kita tidak tergantung kepada gaji serta membiasakan diri memakai sumber pemasukan dari bisnis untuk keperluan rumah tangga sehari-hari. Dana 100% gaji bisa kita simpan terus untuk tabungan kita, bisa untuk tabungan haji bersama keluarga, untuk membeli kendaraan, rumah, membesarkan bisnis dan lain-lain.

5. Lakukan langkah 4 ini, sehingga kita terbiasa menggunakan hasil dari bisnis untuk
keperluan keluarga sehari-hari.
6. Finally, resign dari perusahaan tempat kita mencari nafkah. Dan memulai kehidupan baru.

Setelah aku mendapatkan ilmu ini, Insya Allah aku akan "take action". Secepatnya aku akan merubah mindset-ku. Dan dengan menyebut nama Allah yang Maha Kasih aku telah menetapkan target bahwa di usia 35 tahun aku akan melebarkan sayap usahaku sendiri sebelum akhirnya pindah kuadran. Jika ada program pensiun dini di perusahaanku bekerja pada saat itu, akulah orang pertama yang gagah berani mendaftar.


Written by:
Abu Afra
Sya'ban 1427 H
September 2006

0 comments: