Hari Jumat adalah hari raya pekanan bagi ummat Islam. Di dalamnya, seluruh lelaki muslim dewasa diwajibkan shalat Jumat. Bagi pekerja jakarta yang berdomisili di pinggiran kota, hari jumat sore adalah hari persiapan. Bersiap untuk mengarungi kemacetan kota, bersiap untuk sabar, bersiap untuk menghadapi berbagai macam kejadian pada perjalanan pulang. Tahu sendiri kan, apalagi di jalan Gatot Subroto baik pagi maupun sore sama saja macetnya.
Nah, di jumat kemarin, kebetulan saya pulang agak telat. Saya memutuskan untuk tidak naik trans jakarta untuk ke cawang dan lebih memilih naik bis biasa dengan alasan lebih cepat. Sejauh ini, perjalanan lancar walau tersendat. Setibanya saya di pangkalan omprengan, saya heran dan bertanya dalam hati,"Kenapa banyak orang nih ngumpul? demo apaan nih?" Setelah bisik bisik kiri kanan, tahulah saya bahwa mobil omprengan pada waktu itu tidak ada alias belum datang ke pangkalan.
"Waduh, gimana ini?", batin saya dalam hati. Jiwa petualang saya muncul setelah menunggu omprengan yang sudah beberapa menit tidak kunjung datang. Langsung saja saya memutuskan untuk pindah haluan, pergi, dan menunggu bus menuju kampung rambutan. Saya meninggalkan puluhan orang orang yang masih sabar menunggu omprengan.
Alhamdulillah, ternyata tidak sampai dua menit, bus datang menjemput saya. Tibalah saya di pasar rebo, setelah celingak celinguk, saya melihat ada bus jurusan bogor. Saya kibaskan tangan kanan penanda agar bus berhenti, sayapun melompat, hup, naiklah saya dengan selamat ke bus. Ternyata dengan mencari dan memilih alternatif lain, saya bisa selamat sampai tujuan yaitu ke istana saya di Bogor. Ibaratnya dunia tempat kita hidup ini adalah tempat kita berpetualang. Kata orang sih istilah kerennya, "Life is adventure".
Begitu juga dengan perjalanan wirausaha. Disaat kita mentok, growth bisnis belum nampak, sepuluh cara marketing sudah kita coba. Kita dapat memilih dan memutuskan alternatif jalan lain. Selama ini kita bisnis offline, cobalah meningkatkan omset dengan bisnis online misalnya. Ada banyak jalan yang bisa kita tempuh. Cari ilmunya, coba, praktekkan, cek indikatornya, beri feedbacknya, perbaiki yang kurang. Siklus ini terus diulang, istilah akademisnya perbaikan tiada henti.
Terakhir, saya menasihati diri saya sendiri, agar tetap terus berusaha dan berdoa dalam berpetualang di dunia ini. Contohlah orang sukses yang sudah dijamin masuk surga. Mereka adalah sahabat Nabi, yang berjuang membangun peradaban bersama sang Nabi terakhir. Dengan mencontoh kehidupan generasi terbaik ummat ini, Insya Allah kitapun bisa meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
Nah, di jumat kemarin, kebetulan saya pulang agak telat. Saya memutuskan untuk tidak naik trans jakarta untuk ke cawang dan lebih memilih naik bis biasa dengan alasan lebih cepat. Sejauh ini, perjalanan lancar walau tersendat. Setibanya saya di pangkalan omprengan, saya heran dan bertanya dalam hati,"Kenapa banyak orang nih ngumpul? demo apaan nih?" Setelah bisik bisik kiri kanan, tahulah saya bahwa mobil omprengan pada waktu itu tidak ada alias belum datang ke pangkalan.
"Waduh, gimana ini?", batin saya dalam hati. Jiwa petualang saya muncul setelah menunggu omprengan yang sudah beberapa menit tidak kunjung datang. Langsung saja saya memutuskan untuk pindah haluan, pergi, dan menunggu bus menuju kampung rambutan. Saya meninggalkan puluhan orang orang yang masih sabar menunggu omprengan.
Alhamdulillah, ternyata tidak sampai dua menit, bus datang menjemput saya. Tibalah saya di pasar rebo, setelah celingak celinguk, saya melihat ada bus jurusan bogor. Saya kibaskan tangan kanan penanda agar bus berhenti, sayapun melompat, hup, naiklah saya dengan selamat ke bus. Ternyata dengan mencari dan memilih alternatif lain, saya bisa selamat sampai tujuan yaitu ke istana saya di Bogor. Ibaratnya dunia tempat kita hidup ini adalah tempat kita berpetualang. Kata orang sih istilah kerennya, "Life is adventure".
Begitu juga dengan perjalanan wirausaha. Disaat kita mentok, growth bisnis belum nampak, sepuluh cara marketing sudah kita coba. Kita dapat memilih dan memutuskan alternatif jalan lain. Selama ini kita bisnis offline, cobalah meningkatkan omset dengan bisnis online misalnya. Ada banyak jalan yang bisa kita tempuh. Cari ilmunya, coba, praktekkan, cek indikatornya, beri feedbacknya, perbaiki yang kurang. Siklus ini terus diulang, istilah akademisnya perbaikan tiada henti.
Terakhir, saya menasihati diri saya sendiri, agar tetap terus berusaha dan berdoa dalam berpetualang di dunia ini. Contohlah orang sukses yang sudah dijamin masuk surga. Mereka adalah sahabat Nabi, yang berjuang membangun peradaban bersama sang Nabi terakhir. Dengan mencontoh kehidupan generasi terbaik ummat ini, Insya Allah kitapun bisa meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
0 comments:
Post a Comment