Pelajaran module kedua dari online course tentang edukasi yang saya ikuti mulai menarik. Disana dibahas tentang penyusunan kurikulum yang berdasarkan kemauan dan kebutuhan anak. Ini sangat cocok dengan saya yang memulai homeschooling.
Ada guest speaker yang bilang, "We need to develop our own materials and our own courses.We need to find ways of incorporating them into frameworks. Not just something good enough, but what students really need. We need to make sure they are up to date enough for what students need."
Oleh sebab itu saya mulai brainstorming bagaimana caranya mengetahui keinginan anak atau kebutuhan anak. Tidak mudah memang, tapi ini adalah perjalanan yang mengasyikkan. Saya mulai dengan menanyakan visi atau cita cita mereka terlebih dahulu, siapa tahu dengan dialog lebih dalam, akan ketahuan kebutuhan mereka sebenarnya.
Saya dibuat kagum, tertawa, bersyukur, kaget, dan perasaan lainnya. Campur aduk. Ternyata mereka sudah mempunyai pemikiran yang boleh dikata "dewasa". Saya dokumentasikan karena cita cita kerap berubah ubah, contohnya saya sendiri, di kelas satu SD, ingin menjadi astronot. Kemudian mempunyai harapan menjadi pembalap. Ketika SMP bercita cita menjadi politikus. Lalu SMA ingin sekali kuliah di teknik industri agar dapat membuat pabrik dan menjadi pengusaha. Tapi setelah lulus SMA dan ingin ikut UMPTN lagi, berubah total menyukai teknik fisika atau seputar elektronik. Eh, jadinya kuliah di IT. hehehe.. Tapi saya bersyukur, ada salah satu aktifitas yang saya sebutkan di atas yang menjadi kenyataan, yaitu berwirausaha. Terakhir, walaupun saya bekerja lagi di negara orang setelah pensiun dini tapi saya tetap menargetkan akan convert ke full wirausaha.
Inilah dokumentasi keinginan anak anak saya:
1. Putri, usia 8 tahun , bercita cita ingin menjadi dokter dan menjadi penulis.
2. Putri, usia 6 tahun, bercita cita ingin menjadi dokter anak dan tetap praktek selama belum punya anak, kalau sudah punya anak ingin kerja di rumah menjadi designer.
3. Putra, usia 4 tahun, belum pasti dalam menjawab, tapi jika saya tanya begini,"mau jadi pengusaha ya?". Dia mengangguk..
Saya akan melihat dan menunggu beberapa tahun kedepan, apakah keinginan mereka berubah atau tetap konsisten dengan pendiriannya.
Sekarang saya dalam tahap memantau, meneliti, dan menemukan value/bakat/passion mereka. Dimulai dari berkonsultasi dengan guru psikologi di sekolah mereka. Alhamdulillah menemukan sedikit titik terang. Akhirnya jadi tahu learning style mereka. Saya akan berusaha lagi menggali potensi dan keinginan mereka, sehingga saya dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka agar mereka enjoy dalam melakukan belajar.