MENINGKATKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN
Dewasa ini, dengan bertebarannya buku-buku karangan Kiyosaki yang sangat laris di Indonesia ( Rich Dad Poor Dad, Cash Flow Quadrant, dan seterusnya ) ditambah lagi buku dengan judul senada seperti "JustDuit", Dare to Fail, dan lain-lain tampaknya mengilhami para enterpreneur2 muda untuk memulai dan mengembangkan bisnis.
Di skala nasionalpun kita mengenal pengusaha2 muda yang sangat energik dan mempunyai mimpi besar untuk sukses, baik yang berhaluan seperti Kiyosaki yang mengatakan "Kalau mau kaya untuk apa sekolah?", "Kalau ingin bebas secara finansial dan waktu buat apa jadi pegawai?" dan kalimat-kalimat retoris sejenis maupun beraliran konvensional dalam menjalankan bisnisnya.
Tulisan ini mungkin tidak cocok untuk anda yang selalu ingin berada di dalam comfort zone, yang setiap bulannya dengan tenang dan hampir pasti mendapatkan penghasilan melalui gaji. Mungkin ini akibat dari pendidikan kita mulai dari keluarga, TK, SD , SMP, SMA, dan perguruan tinggi yang menanamkan ke otak sampai ke alam bawah sadar kita bahwa status sosial kita tinggi bila kita berprestasi di sekolah lalu mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang besar. Ini tertanam kuat di benak kita sehingga para mahasiswa selepas lulus kuliah berlomba-lomba mendapatkan pekerjaan. Oleh karena kapasitas perusahaan2 bonafid dan besar terbatas sedangkan para lulusan perguruan tinggi lebih banyak, maka banyak pula pengangguran-pengangguran intelek bermunculan. Mereka hanya menggantungkan penghasilan kepada perusahaan-perusahaan, tiada akar rotanpun jadilah, maka merekapun melamar ke perusahaan2 kecil dan yang memberi gaji rendah. Ini tidak sesuai dengan "modal" mereka dari TK sampai Perguruan Tinggi.
MENGAPA KITA BERWIRAUSAHA?
Menurut hemat penulis ada beberapa alasan kuat mengapa kita harus berwirausaha.
1. Sumber Daya Alam
Bersyukurlah kita bangsa Indonesia yang dikaruniai alam yang indah dan sumber dayanya yang berlimpah. Tengoklah baju yang kita pakai, makanan yang kita santap, pakaian yang kita pakai, rumah yang kita diami, dan sesuatu disekitar kita berasal dari alam yang kemudian di olah menjadi sesuatu yang siap kita gunakan. Ini saja sebenarnya cukup untuk menjadi modal kita berwirausaha.
2. Sumber Daya Manusia
Lihatlah betapa banyak sumber daya manusia di negara kita tercinta ini, untuk sumber daya ini Alhamdulillah kita tidak kekurangan.
3. Pasar yang luas dan peluang besar
Indonesia merupakan surga bagi para produsen asing, ini dikarenakan jumlah penduduknya yang banyak dan daerahnya yang luas, sehingga banyak sekali barang2 import masuk ke Indonesia. Keadaan ini merupakan peluang bagi kita, masih banyak produk yang tidak terserap oleh pasar dalam negeri, celah ini masih terbuka lebar bagi kita untuk memasukinya. Belum lagi kalau kita mempunyai produk berkualitas tinggi, pasar luar negeri terbuka lebar bagi kita.
4. Berjiwa mandiri dan merdeka
Dengan menjadi enterpreneur, kita mempunyai waktu yang fleksibel yang bisa kita dedikasikan untuk diri, keluarga, masyarakat, disamping itu kita mempunyai jiwa mandiri dan merdeka. Ini berbeda dengan para pekerja yang mempunyai waktu terbatas. Setiap hari mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore harus pulang pergi. Mereka harus menunggu "tanggal merah" sekedar hanya untuk bersantai dan bercengkrama dengan keluarga mereka. Bandingkan dengan enterpreneur, walaupun adakalanya mereka bekerja memeras keringat selama lebih dari 12 jam di hari tertentu ( seperti misalnya pesanan meningkat lebih dari biasanya sehingga harus menganalisa dan menghitung sampai malam hari ), dihari lain mereka bisa mempunyai waktu luang untuk beristirahat atau bersilaturahmi dengan sanak famili.
5. Penghasilan yang tinggi
Para pekerja, mereka hampir pasti ( kalau perusahaan tidak bangkrut ) mendapatkan gaji yang tetap setiap bulan. Disamping itu mereka mendapat bonus, tunjangan kesehatan, dan THR. Akan tetapi tetap saja tidak akan mempunyai kebebasan finansial dan waktu. Bandingkan dengan enterpreneur yang mungkin saja di awal perintisan bisnisnya hanya mempunyai keuntungan yang kecil bahkan mungkin bisa jadi mengalami kerugian, tetapi seiring dengan berjalannya waktu beriring dengan keuletan, kesabaran, dan kerja kerasnya, sang enterpreneur sedikit demi sedikit mengumpulkan keuntungan untuk menambah modal dan memperluas usahanya hingga tercapainya kebebasan finansial.
Ditulis oleh:
Abu Afra
7 Januari 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment