Pages

Mengalah untuk menang

Saya terinspirasi dengan salah satu buku yang ditulis oleh ustadz Zainal Abidin mengenai kehidupan rumah tangga di salah satu babnya yaitu mengalah untuk menang.

Begini ceritanya, ada kakak adik, si kakak bernama Ahmad sedangkan adiknya bernama Abdullah. Sang ayah mengadakan kompetisi diantara mereka dan menjanjikan akan memberikan hadiah bagi yang menang. Lalu dengan serta merta mereka melakukan perlombaan dengan semangat. Si Ahmad berpura pura kalah, akan tetapi dia melakukan ini dengan tidak kentara sekali. Sang ayah dengan pengalamannya yang sudah banyak makan asam garam kehidupan sebenarnya tahu bahwa si Ahmad berpura pura kalah akan tetapi beliau membiarkan hal ini terjadi.

Setelah pertandingan usai, dan event itu dimenangkan oleh sang adik karena perjuangannya yang sangat besar menurut ukuran dia, Ahmad mendekati adiknya tercinta. Dia memeluknya, dan menyalami sang adik dan berkata,"Selamat duhai adikku sayang, kau memang jagoan". Mendengar kalimat menggugah ini, sang adik merasa senang.

Ayahnya memenuhi janji dan memberikan hadiah yang dijanjikan kepadan Abdullah sang adik. Hari berikutnya, ayah yang bijak ini mendekati Ahmad seraya berkata, "ayah tahu, sebenarnya engkau pantas memenangkan kompetisi itu. Dan engkau mengalah untuk menyenangkan hati adikmu. Oleh karena itu, ayah beri hadiah lebih besar lagi nilainya dibandingkan kemarin karena sikap dan sifatmu". Mendengar ini Ahmad langsung memeluk ayahnya dan berkata,"terima kasih ayah, engkau memang ayah terbaik bagi kami".

Dari cerita di atas, saya merenung bahwa kata "kalah" adalah kata yang dijauhi oleh kita semua. Manusia normal manapun tidak mau menderita kekalahan. Akan tetapi diantara ribuan manusia kita akan selalu menemui sosok pemberani yang berani mengalah untuk menang di kemudian hari. Menang dalam arti sesungguhnya, tidak kamuflase, dan menang sesaat. Sosok pemberani ini menyadari yang dituju adalah kemenangan yang abadi. Kemenangan di kampung akhirat nanti dimana kenikmatan yang paling besar adalah dapat melihat wajah Allah Sang Pencipta. Itulah kemenangan hakiki.

Sekarang kita bisa memilih, kemenangan mana yang kita kejar, kemenangan sesaat atau kemenangan abadi?

Wassalam,
Abu Afra

0 comments: