Sandiwara Langit, kisah nyata tentang cinta dan wirausaha
Bermula dari download kajian bedah buku Sandiwara langit via internet, saya jadi tertarik sekali ingin membaca bukunya langsung. Setelah searching di google ternyata saya mendapatkan detail buku tersebut. Judul buku adalah sandiwara langit. Penulis : Ustadz Abu Umar Basyir. Penerbit: Shofa Media Publika. Mulailah proses hunting buku itu. Hari itu adalah hari sabtu, saya langsung ke Gramedia pajajaran, Bogor. Saya cek stok disana, ternyata sudah habis. Saya tanya teman yang berdagang buku, beliau bilang lagi kosong. Sayapun tambah penasaran. Dan akhirnya saya mendapatkannya.
Mengapa saya sangat penasaran membacanya? Jawabannya adalah buku ini tidak sekedar cerita layaknya novel novel yang berlabel islami lainnya, tapi cerita di buku ini adalah KISAH NYATA. Iya, benar benar dialami oleh Rizqaan (bukan nama sebenarnya) di suatu daerah di Pulau Jawa. Seorang pemuda yang ingin melengkapi separuh agamanya demi menjaga kehormatannya. Pengalaman hidupnya itu yang membuat hati saya terharu dan menjadi pelajaran buat saya dan istri saya.
Yang saya dapat pelajari dari buku ini adalah sikap kesabaran dan entrepreneurship yang tangguh dari sosok yang bernama Rizqaan. Cerita bermula dari keinginan Rizqaan yang ingin menikah yang disampaikannya kepada Ustadznya. Sayangnya dia belum mempunyai penghasilan. Akan tetapi karena tekadnya yang kuat dan keyakinannya akan pertolongan Allah, maka dia memberanikan diri meminang seorang wanita Shalihah yang bernama Halimah.
Ayah Halimah menyetujuinya tapi dengan sebuah syarat yang aneh, yaitu jika Rizqaan tidak berhasil membuat Halimah bahagia secara materi (menurut standar sang ayah tentunya) maka ia harus menceraikan Halimah. Ayah Halimah memberi waktu 10 tahun.
Akhirnya Rizqaan menerima persyaratan itu. Nah, cerita setelah bab ini yang membuat saya kagum, terharu, termotivasi, dan mengambil pelajaran darinya. Semangat entrepreneur Rizqaan makin tumbuh subur setelah menikah. Profesi sebagai tukang roti keliling dia jalankan. Hasilnya lalu dia nafkahkan kepada istrinya. Segala puji bagi Allah yang telah mengaruniai Rizqaan istri yang shalihah dan qana'ah. Walaupun kehidupan mereka sangat kurang dari sisi materi, tapi ucapan syukur tak putus putusnya keluar dari sang istri baik berupa ucapan, perbuatan, dan doa.
Action Rizqaan dalam berbisnis membuahkan hasil, singkat cerita mulai dari puluhan roti, ratusan roti, sampai ribuan roti terjual dalam satu bulan. Dan akhirnya Allah lah yang Maha Berkehendak, Dia kehendaki bisnis Rizqaan melesat tinggi hingga akhirnya dia mampu membeli tanah yang luas dan membangun rumah serta pabrik roti.
Waktu berjalan tak terasa hingga sampailah kepada tahun yang kesepuluh. Disinilah pelajaran kesabaran Rizqaan diuji kembali. Pabrik rotinya terbakar (baca: dibakar) sehingga ludeslah rumah dan pabriknya. Detail mengenai rumah dan pabrik rotinya sampai terbakar silakan baca di bukunya. Apa yang terjadi setelah itu? seperti dalam perjanjian dengan mertuanya, maka dengan sikap ksatria Rizqaan pun menceraikan istrinya.
Lembaran barupun berkisah pada kehidupan masing masing baik Rizqaan maupun Halimah. Rizqaan kembali menata kehidupan dan bisnisnya kembali. Singkat cerita ayahnya Halimah sadar dan ingin menikahkan kembali anaknya dengan Rizqaan. Cerita belum habis sampai disini, lagi lagi kesabaran Rizqaan diuji kembali. Ternyata Halimah mendapat ujian berupa penyakit leukemia.
Di akhir cerita ini saya membaca pelan sambil membayangkan peristiwa ini dengan detail. Tanpa terasa butir butir air mata jatuh membasahi pipi. Mau tahu ending yang mengharukan dari buku ini? Silakan baca sendiri buku sandiwara langit...
Wassalam,
Irwin Juliandi Zubir
Tukang jahit
Bermula dari download kajian bedah buku Sandiwara langit via internet, saya jadi tertarik sekali ingin membaca bukunya langsung. Setelah searching di google ternyata saya mendapatkan detail buku tersebut. Judul buku adalah sandiwara langit. Penulis : Ustadz Abu Umar Basyir. Penerbit: Shofa Media Publika. Mulailah proses hunting buku itu. Hari itu adalah hari sabtu, saya langsung ke Gramedia pajajaran, Bogor. Saya cek stok disana, ternyata sudah habis. Saya tanya teman yang berdagang buku, beliau bilang lagi kosong. Sayapun tambah penasaran. Dan akhirnya saya mendapatkannya.
Mengapa saya sangat penasaran membacanya? Jawabannya adalah buku ini tidak sekedar cerita layaknya novel novel yang berlabel islami lainnya, tapi cerita di buku ini adalah KISAH NYATA. Iya, benar benar dialami oleh Rizqaan (bukan nama sebenarnya) di suatu daerah di Pulau Jawa. Seorang pemuda yang ingin melengkapi separuh agamanya demi menjaga kehormatannya. Pengalaman hidupnya itu yang membuat hati saya terharu dan menjadi pelajaran buat saya dan istri saya.
Yang saya dapat pelajari dari buku ini adalah sikap kesabaran dan entrepreneurship yang tangguh dari sosok yang bernama Rizqaan. Cerita bermula dari keinginan Rizqaan yang ingin menikah yang disampaikannya kepada Ustadznya. Sayangnya dia belum mempunyai penghasilan. Akan tetapi karena tekadnya yang kuat dan keyakinannya akan pertolongan Allah, maka dia memberanikan diri meminang seorang wanita Shalihah yang bernama Halimah.
Ayah Halimah menyetujuinya tapi dengan sebuah syarat yang aneh, yaitu jika Rizqaan tidak berhasil membuat Halimah bahagia secara materi (menurut standar sang ayah tentunya) maka ia harus menceraikan Halimah. Ayah Halimah memberi waktu 10 tahun.
Akhirnya Rizqaan menerima persyaratan itu. Nah, cerita setelah bab ini yang membuat saya kagum, terharu, termotivasi, dan mengambil pelajaran darinya. Semangat entrepreneur Rizqaan makin tumbuh subur setelah menikah. Profesi sebagai tukang roti keliling dia jalankan. Hasilnya lalu dia nafkahkan kepada istrinya. Segala puji bagi Allah yang telah mengaruniai Rizqaan istri yang shalihah dan qana'ah. Walaupun kehidupan mereka sangat kurang dari sisi materi, tapi ucapan syukur tak putus putusnya keluar dari sang istri baik berupa ucapan, perbuatan, dan doa.
Action Rizqaan dalam berbisnis membuahkan hasil, singkat cerita mulai dari puluhan roti, ratusan roti, sampai ribuan roti terjual dalam satu bulan. Dan akhirnya Allah lah yang Maha Berkehendak, Dia kehendaki bisnis Rizqaan melesat tinggi hingga akhirnya dia mampu membeli tanah yang luas dan membangun rumah serta pabrik roti.
Waktu berjalan tak terasa hingga sampailah kepada tahun yang kesepuluh. Disinilah pelajaran kesabaran Rizqaan diuji kembali. Pabrik rotinya terbakar (baca: dibakar) sehingga ludeslah rumah dan pabriknya. Detail mengenai rumah dan pabrik rotinya sampai terbakar silakan baca di bukunya. Apa yang terjadi setelah itu? seperti dalam perjanjian dengan mertuanya, maka dengan sikap ksatria Rizqaan pun menceraikan istrinya.
Lembaran barupun berkisah pada kehidupan masing masing baik Rizqaan maupun Halimah. Rizqaan kembali menata kehidupan dan bisnisnya kembali. Singkat cerita ayahnya Halimah sadar dan ingin menikahkan kembali anaknya dengan Rizqaan. Cerita belum habis sampai disini, lagi lagi kesabaran Rizqaan diuji kembali. Ternyata Halimah mendapat ujian berupa penyakit leukemia.
Di akhir cerita ini saya membaca pelan sambil membayangkan peristiwa ini dengan detail. Tanpa terasa butir butir air mata jatuh membasahi pipi. Mau tahu ending yang mengharukan dari buku ini? Silakan baca sendiri buku sandiwara langit...
Wassalam,
Irwin Juliandi Zubir
Tukang jahit
0 comments:
Post a Comment