Tabiat dasar manusia adalah pelupa. Oleh karena itulah para
ulama menasihati kita agar selalu mengulang ulang pelajaran apakah itu hapalan
qur’an, hadits, atau pelajaran lainnya. Ada dua nikmat yang sering dilupakan
manusia. Apakah itu? Nikmat itu adalah nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang.
Berbicara masalah waktu, waktu adalah hal yang sangat
penting untuk kita berdayakan semaksimal mungkin selama hayat masih dikandung
badan. Untuk hal yang positif dan syar’i tentunya. Bahkan Allah Tabaraka wa Ta’ala
bersumpah dengan waktu di surat Al Ashr.
Ada pepatah yang terkenal yang saya yakin anda semua hapal
dengan kalimat ini. Kalimat itu adalah “waktu adalah laksana pedang”. Jika kita tidak pandai menggunakan waktu (
dalam hal ini diumpamakan pedang), maka pedang ini akan menebas kita.
Alhamdulillah, sebelum saya hijrah ke tempat ini, saya sudah
mengambil pensiun dini dari perusahaan tempat saya bekerja. Sempat selama enam
bulan saya menjalani bisnis di rumah. Selama enam bulan itulah saya habiskan
waktu berkualitas dengan ke empat anak yang pintar dan shalih (Aamiin). Setiap pagi mengantarkan anak
ke sekolah, pada siang hari menjemputnya. Ada moment dimana saya mendengar
setoran hapalan qur’an dari anak anak. Ada waktu dimana saya harus membujuk
salah satu anak untuk mengulangi iqro’. Ada peristiwa dimana saya berjalan
bersama ke masjid dengan si jagoan sambil mengajarkannya ilmu dasar sebagai
bekal kehidupan dunia dan akhirat. Banyak lagi momen indah yang tak terlupakan
selama enam bulan itu yang tidak bisa ditulis detail disini. Hingga tak terasa,
waktu keberangkatan itupun tiba.
Untuk sementara, saya tinggalkan mereka di kampung halaman
sampai kondisi saya di sini stabil. Ditambah regulasi dari perusahaan tempat
saya bekerja, saya harus mengurus Residence permit dulu sebelum menjadi sponsor
buat anak dan istri.
Komunikasi pun dilakukan via bbm,sms, telephone, skype.
Alhamdulillah hampir tiap hari kita komunikasi via bbm, mendengar celoteh anak
anak yang memberitahukan keberhasilan dalam aktifitas yang mereka lakukan, progress
hapalan yang Alhamdulillah sudah 3 juz, sampai hal yang bila diperhatikan
sekilas remeh temeh padahal jika kita bisa memaknainya dan memasukkan hal
positif ke dalamnya bisa menjadi sesuatu yang luar biasa... Insya Allah..
Sampai suatu waktu, ketika saya melihat foto putri sulung,
amboi sekarang tampak seperti remaja. Tidak terasa, padahal rasanya baru
kemarin saya lulus kuliah, padahal
rasanya baru kemarin saya menikah. Waktupun bergulir, dan Alhamdulillah
sekarang saya lihat anak anak tumbuh dengan cepat. Semoga engkau menjadi anak
anak yang shalih dan shalihah nak dan berbakti kepada orang tua mu kelak.
0 comments:
Post a Comment