Berbisnis itu harus bermodal besar untuk menyewa kantor, membayar gaji puluhan karyawan, dengan sistem marketing yang canggih sehingga terjangkau ke seluruh pelosok. Kalau mau punya bisnis harus punya kenalan orang penting, sehingga bisa menjadi referensi dan menang tender. Dan banyak lagi asumsi asumsi dasar yang telah tertanam dalam benak sebagian besar dari kita.
Kenyataan itu membuat orang yang baru memulai bisnis berpikir tujuh keliling. Apalagi lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Jadinya mimpi untuk berwirausaha tinggal angan angan belaka. Padahal Indonesia memerlukan banyak sekali pengusaha untuk memajukan perekonomiannya. Jika sebagian besar orang mempunyai intrepretasi yang sama, cita cita kita untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur akan sulit terlaksana.
Sekarang saya mencoba untuk memahamkan pengertian baru. Pengusaha adalah seorang yang membantu mengusahakan barang maupun jasa kepada orang lain yang membutuhkan. Orang lain itu bisa saudara kita atau tetangga kita atau orang yang belum kita kenal sebelumnya. Barang maupun jasa juga beragam, bisa kebutuhan sehari hari seperti makanan atau kebutuhan yang kompleks dan berteknologi tinggi.
Contohnya, tetangga Anda pasti setiap hari membutuhkan nasi untuk makan lengkap dengan sayuran, daging, telur, dan lain lain. Mengapa Anda tidak coba mengatakan kepada tetangga Anda, "Pak tidak perlu repot repot belanja ke luar dan macet, saya bisa supply daging dan telur Anda sehingga Bapak dengan mudah mendapatkannya". Contoh lain lagi, di kompleks yang berisi mayoritas keluarga muda. Umumnya tiap pekan mereka rekreasi misalnya berenang (karena semakin banyaknya water play atau kolam renang keluarga). Bisa dicoba dengan mengatakan,"Bu sudah punya baju renang muslim atau baju renang muslimah nya yang baru? Ibu tidak usah kesulitan membelinya sebab saya bisa menyediakan dan mengantarkannya ke rumah Ibu.
Intinya persepsinya diubah menjadi "membantu menyediakan kebutuhan" orang lain di sekitar kita. Jika kita melayani mereka dengan baik, tunggulah saja efek WoM atau dari mulut ke mulut sehingga produk Anda dibutuhkan orang banyak. OK, supaya saya tidak dibilang teori saja. Saya menceritakan bagaimana usaha saya yang baru saya lakoni.
Pertama adalah tujuannya, yaitu saya ingin membantu menyediakan kepada tetangga dan teman saya majalah yang bertema wirausaha. Nah dengan niat membantu mereka inilah saya mencoba menjadi agen majalah Pengusaha Muslim di Bogor. Modalnya juga tidak banyak, cukup memesan minimal 10 eksemplar dan bayar ketika edisi berikutnya datang. Kedua adalah komunikasi, kalau orang terdekat saya cukup berbicara kepada mereka secara lisan, saya ada majalah baru bernama Pengusaha Muslim, kalo ingin membaca dan berlangganan, saya bisa menyediakan kepada Anda. Di dalam tahap komunikasi ini, saya juga memanfaatkan social media networking seperti twitter dan facebook. Hasilnya, Alhamdulillah sudah tiga orang yang memesan majalah ini (bahkan majalahnya baru sampai di rumah saya). Ketiga adalah service, saya mengizinkan orang membuka cover majalahnya untuk melihat lihat dulu. Saya "korbankan" satu majalah untuk sample.
Kalo, dimulai dari langkah kecil ini mudah bukan? Bukan tidak mungkin nantinya usaha kita akan membesar jika kita konsisten dan ulet. Permasalahannya disini, banyak orang menginginkan hasil yang instan dan serba cepat. Sehingga kalau usahanya belum untung, bahkan merugi, mereka dengan cepat mengeluh dan berhenti berusaha. Atau bahkan ada yang karena ingin cepat kaya, menghalalkan segala cara dan bertindak negatif yang penting untung besar.
Oleh karena itu, disamping kita harus menguasai ilmu bisnis, kita juga harus menimba ilmu syar'i terutama di bidang muamalah dan perdagangan. Salah satunya dengan membaca majalah pengusaha muslim ini. Menuntut ilmu syar'i ini harus kita lakoni supaya kita selamat dunia dan akhirat, sukses di dunia dan di akhirat. Jadi tidak ada kata susah untuk memulai bisnis, mari kita coba!!
Kenyataan itu membuat orang yang baru memulai bisnis berpikir tujuh keliling. Apalagi lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Jadinya mimpi untuk berwirausaha tinggal angan angan belaka. Padahal Indonesia memerlukan banyak sekali pengusaha untuk memajukan perekonomiannya. Jika sebagian besar orang mempunyai intrepretasi yang sama, cita cita kita untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur akan sulit terlaksana.
Sekarang saya mencoba untuk memahamkan pengertian baru. Pengusaha adalah seorang yang membantu mengusahakan barang maupun jasa kepada orang lain yang membutuhkan. Orang lain itu bisa saudara kita atau tetangga kita atau orang yang belum kita kenal sebelumnya. Barang maupun jasa juga beragam, bisa kebutuhan sehari hari seperti makanan atau kebutuhan yang kompleks dan berteknologi tinggi.
Contohnya, tetangga Anda pasti setiap hari membutuhkan nasi untuk makan lengkap dengan sayuran, daging, telur, dan lain lain. Mengapa Anda tidak coba mengatakan kepada tetangga Anda, "Pak tidak perlu repot repot belanja ke luar dan macet, saya bisa supply daging dan telur Anda sehingga Bapak dengan mudah mendapatkannya". Contoh lain lagi, di kompleks yang berisi mayoritas keluarga muda. Umumnya tiap pekan mereka rekreasi misalnya berenang (karena semakin banyaknya water play atau kolam renang keluarga). Bisa dicoba dengan mengatakan,"Bu sudah punya baju renang muslim atau baju renang muslimah nya yang baru? Ibu tidak usah kesulitan membelinya sebab saya bisa menyediakan dan mengantarkannya ke rumah Ibu.
Intinya persepsinya diubah menjadi "membantu menyediakan kebutuhan" orang lain di sekitar kita. Jika kita melayani mereka dengan baik, tunggulah saja efek WoM atau dari mulut ke mulut sehingga produk Anda dibutuhkan orang banyak. OK, supaya saya tidak dibilang teori saja. Saya menceritakan bagaimana usaha saya yang baru saya lakoni.
Pertama adalah tujuannya, yaitu saya ingin membantu menyediakan kepada tetangga dan teman saya majalah yang bertema wirausaha. Nah dengan niat membantu mereka inilah saya mencoba menjadi agen majalah Pengusaha Muslim di Bogor. Modalnya juga tidak banyak, cukup memesan minimal 10 eksemplar dan bayar ketika edisi berikutnya datang. Kedua adalah komunikasi, kalau orang terdekat saya cukup berbicara kepada mereka secara lisan, saya ada majalah baru bernama Pengusaha Muslim, kalo ingin membaca dan berlangganan, saya bisa menyediakan kepada Anda. Di dalam tahap komunikasi ini, saya juga memanfaatkan social media networking seperti twitter dan facebook. Hasilnya, Alhamdulillah sudah tiga orang yang memesan majalah ini (bahkan majalahnya baru sampai di rumah saya). Ketiga adalah service, saya mengizinkan orang membuka cover majalahnya untuk melihat lihat dulu. Saya "korbankan" satu majalah untuk sample.
Kalo, dimulai dari langkah kecil ini mudah bukan? Bukan tidak mungkin nantinya usaha kita akan membesar jika kita konsisten dan ulet. Permasalahannya disini, banyak orang menginginkan hasil yang instan dan serba cepat. Sehingga kalau usahanya belum untung, bahkan merugi, mereka dengan cepat mengeluh dan berhenti berusaha. Atau bahkan ada yang karena ingin cepat kaya, menghalalkan segala cara dan bertindak negatif yang penting untung besar.
Oleh karena itu, disamping kita harus menguasai ilmu bisnis, kita juga harus menimba ilmu syar'i terutama di bidang muamalah dan perdagangan. Salah satunya dengan membaca majalah pengusaha muslim ini. Menuntut ilmu syar'i ini harus kita lakoni supaya kita selamat dunia dan akhirat, sukses di dunia dan di akhirat. Jadi tidak ada kata susah untuk memulai bisnis, mari kita coba!!
Wassalam,
Irwin Juliandi Zubir
Menyediakan baju renang muslimah untuk Anda
Menyediakan Majalah Pengusaha Muslim untuk Anda di Bogor
0 comments:
Post a Comment