Maksudnya apa? bisnis kok permainan?, mungkin Anda bertanya tanya dalam hati akan judul blog kali ini. Oleh karena berkaitan dengan anak, dan dunia anak adalah dunia permainan, serta anak anak secara langsung terlibat dalam bisnis kami, maka judulnya yang mewakili adalah permainan bisnis. Mudah mudahan Anda tidak bingung ya :-)
Dalam dunia pendidikan, seharusnya kita tidak memaksa belajar anak anak kita. Oleh karena itu kita harus berkewajiban menciptakan atmosfir kesenangan sehingga anak belajar dengan semangat. Begitu pula dengan anak kami. Saya dan umminya tidak memaksa anak anak kami belajar bisnis. Akan tetapi setiap kali ada tamu yang melakukan transaksi bisnis dengan kami, hampir dipastikan mereka ada di dalamnya. Mulai dari sekedar memperhatikan gerak gerik dan tingkah laku saya dan tamu (kalau tamu itu pertama kali ditemui), membantu mengambilkan barang yang terletak di lemari bawah tangga, sampai menghitung harga dan sibuk sendiri dengan kalkulatornya dan menulis sesuatu di nota pembelian yang memang kami cadangkan dan diperuntukkan buat mereka.
Suatu kali, nota di atas saya lihat dengan seksama. Dan.... saya kaget bukan kepalang. Subhanallah, ini anak sudah mengerti rupanya. Tata cara dan aturan menulis nota sudah lancar dan betul rupanya. Saya lihat dihalaman pertama, si Afra menulis pembelinya adalah Tata (tak lain adalah nama umminya). Tulisan tanggal pembelianpun tidak ada salah sedikitpun. Yang tidak kalah mengagetkan, dia tulis jumlah barang, harga, dan total dengan benar. Dengan iseng saya cek dengan kemampuan mencongak saya, eh... ternyata total pembelian betul seharga yang dia tulis. Terus, yang tidak kalah lucunya, tanda tangannya itu loh... Tanda tangan umminya yang dia tiru, tapi dengan versi dia.. Benar benar, nota yang sempurna.
Lalu, saya balik ke halaman berikutnya.. Saya lihat nama pembelinya, hmmm.. Ada nama temannya, nama kakeknya, dan nama nama lainnya.. Saya menggeleng geleng takjub, sambil berucap Alhamdulillah serta berdo'a semoga beliau dilancarkan jadi pengusaha. Ternyata setelah saya investigasi, melalui umminya, Afra sudah bisa menggunakan kalkulator. Hhmm, saya berpikir, pantas saja sub total dan total pembelian di nota yang Afra tulis, jumlahnya benar. Bahkan penjumlahan ribuan dengan mencongak, beliau sudah saya tes dan Afra dengan baik menjawabnya. Contoh: "Afra, berapa dua ribu ditambah empat ribu?", Beliau menjawab dengan tangkas dan jenaka "Enam Ribu!!"..
Permainan selanjutnya adalah ketika kami mengepak barang untuk mengirimnya ke sebuah agen di luar pulau jawa. Tanpa paksaan beliau dengan senang hati membaca cek list, lalu menghitung jumlah barang apakah sudah benar atau belum. Sebenarnya kami sudah mengecek, tapi kami tidak kuasa menolak teriakan beliau,"Kakak mau bantu Ummi!!!". Saya perhatikan saja dengan gaya detektif. Dengan lincahnya dia membaca cek list," ukuran S, jumlahnya tiga". Lalu dengan segera dia melonjak ke tumpukan barang yang akan dimasukkan ke karung dan menghitung,"satu... dua.. tiga.." Setelah itu, dia berteriak, "Ini sudah benar Ummi...". Tangan sang Ummipun dengan lincah menghampiri barang yang diberikan dari tangan mungil Afra yang berisi tiga buah baju renang muslimah ukuran S. Serta merta, barang itupun masuk ke dalam karung. Begitulah proses demi proses saya perhatikan, sampai pada akhirnya semua pesanan barang telah masuk ke dalam karung untuk kemudian di packing dan dikirim via pengiriman luar kota.
Senangnya menikmati permainan bisnis ini bersama anak. Sedari dini (Afra berusia lima tahun), dia sudah terlibat dalam proses bisnis yang kami lakukan. Mudah mudahan kegiatan ini mengasah kemampuan dan life skill nya. Coba saja perhatikan melalui permainan ini, skill yang dia pelajari ternyata banyak. Mulai dari membaca, menghitung, bersosialisasi dengan orang lain, belajar berkomunikasi dengan orang lain, melatih sensorik dan motorik (misalnya dengan "menggotong bahan yang akan dijahit", dan aktifitas lainnya), dan lain lain. Iseng iseng saya tanya, "Afra cita citanya apa?". Dengan antusias Afra menjawab," mau jadi dokter hewan, mau jadi pengusaha dan pedagang".. Mendengar jawabannya, mulut saya jadi mengembang lima centi ke kanan, dan lima centi ke kiri alias tersenyum... Aamiin... nak, semoga engkau sukses di dunia dan di akhirat..
Wassalam,
Irwin Juliandi Zubir
Tukang jahit
0 comments:
Post a Comment