Pages

Mimpi di tahun 2010

"Orang seperti kita hanya punya mimpi".. "Berhenti bermimpi merupakan tragedi terbesar seorang anak manusia".. Itulah tusukan kata motivasi Arai yang dihunjamkan kepada Ikal, yang membuatnya bersemangat lagi mengejar mimpi. "Berkelanalah kau untuk menemukan mozaik kehidupanmu", petuah pak Balia kepada muridnya. Wejangan itu membuat Ikal dan Arai mempunyai cita cita sama, menimba ilmu di Sorbonne, Prancis. Dan demi mengumpulkan mozaiknya mereka bertahan bangun jam dua pagi langsung bekerja sebagai tukang panggul selama tiga tahun dan dilanjutkan dengan berkelana ke Pulau Jawa bekerja serabutan, yang di akhir ceritanya cukup mengharukan ini mereka sama sama mendapat beasiswa untuk kuliah di sana. Kisah heroik ini dapat Anda baca pada tulisan Andrea Hirata yang berjudul Sang Pemimpi.

Seperti mimpi juga akhirnya saya bisa beribadah di masjid Nabawi. Suatu hari setelah shalat berjama'ah di masjid Nabawi saya melintasi pasar yang merupakan jalan menuju hotel tempat saya menginap. Pasar yang hidup, ribuan jamaah dari segala penjuru dunia tumpah ruah berjalan melewati pasar. Banyak sekali transaksi, orang Indonesia yang terkenal doyan berbelanja nampak dihadapan saya memborong abaya dan gamis. Dan bermimpi itulah yang saya lakukan ketika mengelilingi pasar di seputaran Masjid Nabawi.

Cita cita saya melambung tinggi, menjadi supplier abaya dan gamis untuk pasar madinah dan makkah adalah impian saya sejak detik itu. "Nikmatnya jika produk kita dibeli dan dipakai oleh manusia dari berbagai penjuru negara", mimpi saya. Oleh Rasul sang Tauladan kita dilarang untuk berpanjang angan angan. Untuk terhindar dari panjang angan angan, saya mulai mengejar mimpi saya, cita cita saya. Yaitu dengan memendam dulu hasrat memproduksi abaya dan gamis, dan memperbaiki sistem bisnis yang sekarang saya lakoni agar bisa membuat bisnis baru.

Nampaknya di akhir tahun 2009 ini, bisnis yang sekarang saya usahakan bersama istri sudah bisa saya tinggal sedikit demi sedikit. Impian yang selama ini terpendam, mulai muncul ke permukaan. Munculnya ini dipacu oleh seorang teman yang ingin berjualan abaya dan gamis dan ingin memasarkan produknya ke kalangan komunitas. Insting petualang saya semakin memperkuat aksi saya untuk menyediakan produk yang diminta. Akhirnya pekan ini, produk sample Insya Allah akan selesai untuk kemudian menunggu feedback dari teman untuk perbaikan. Dan sinar mimpi itu mulai terang kembali seterang sinar matahari pagi yang membakar bumi, setelah gelap dikubur dalam pendam.

Tiga tahun lalu, kami bermimpi sangat indah. Produk baju renang berbahan spandex yang menutup aurat yang kami hasilkan tersebar tidak hanya di Pulau Jawa, melainkan di luar Pulau Jawa bahkan luar Indonesia. Seiring dengan perjalanan waktu, saya dan istri dapat bernapas lega setelah cita cita itu menjadi nyata, dimulai dari Malaysia, meluncurlah produk itu ke benua Eropa dan benua Amerika. Sungguh sangat membahagiakan melihat produk hasil kami dipakai oleh manusia berbagai umur di berbagai tempat di dunia.

Sekarang mimpi itupun meletup lagi, dengan cita yang sama, kami berharap produk yang kami hasilkan nantinya akan sampai ke pasar yang sangat hidup sepanjang waktu dimana jutaan manusia dari penjuru dunia datang, pasar makkah dan madinah. Bagaimana perjalanan selanjutnya? Wallahu a'lam, hanya Allah yang tahu. Let's the journey begins!!!

0 comments: